Jumat 25 Oct 2019 09:03 WIB

Desain Aplikasi Gojek Ditiru Startup Asing

Pendiri Gojek sering menemukan 'Gojek' versi negara lain.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Co-Founder Gojek Kevin Aluwi memberikan paparan pada acara peluncuran GoPlay di Jakarta, Kamis (26/9).
Foto: Republika/Prayogi
Co-Founder Gojek Kevin Aluwi memberikan paparan pada acara peluncuran GoPlay di Jakarta, Kamis (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desain aplikasi Gojek kini banyak ditiru oleh perusahaan rintisan (startup) lain di luar negeri. Dua co-CEO Gojek Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo mengatakan setidaknya di Afrika dan Amerika Selatan desain serupa aplikasi Gojek ditemukan.

"Sebenarnya yang paling membanggakan untuk kita, desain satu aplikasi untuk semua transaksi sekarang sudah mulai ditiru di seluruh dunia. Jarang-jarang ada inovasi dari Indonesia sekarang ditiru negara-negara dari Afrika, di Amerika Selatan," ujar Kevin di Jakarta, Kamis (24/10).

Baca Juga

Bahkan, Kevin menyebut perusahaan-perusahaan besar, termasuk kompetitornya meluncurkan aplikasi terbarunya di Amerika dengan desain "berbau" Gojek.

"Jadi, sudah ada satu tombol buat aplikasi, satu tombol buat makanan, satu tombol buat shopping, ya tentunya UI-nya lebih keren dari kita. Cuma desainnya sama persis dengan aplikasi Gojek yang kita luncurkan di tahun 2015," kata Kevin.

Pertama kali diluncurkan di Indonesia sebagai call-center untuk melayani pemesanan transportasi roda dua (ojek) dan layanan pesan antar pada 2011, Gojek kemudian meluncurkan aplikasi mobile pada 2015.

Pada saat itu, Gojek mengusung konsep dengan desain tiga tombol layanan dalam aplikasi. Yakni tombol untuk layanan transportasi, layanan pengiriman paket, dan layanan pembelian barang.

"Bisa dibilang desain itu konsep itu mulai ditiru oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Jadi kita itu bisa dibilang pionir konsep ini di mana satu aplikasi untuk segala transaksi," ujar Kevin.

"Dan, Andre sama saya itu sering dapat feedback dari mancanegara lah, 'Oh kita Gojeknya Nigeria, kita Gojeknya Kolombia', itu sering sekarang," lanjut dia.

Seiring berjalannya waktu, layanan pembelian barang melahirkan layanan GoFood. Dari penelitian pada saat itu, Kevin mengatakan pengguna banyak yang memanfaatkan layanan itu untuk membeli makanan.

Saat ini, aplikasi Gojek tercatat telah diunduh 155 juta kali, per kuartal III 2019. Perusahaan penyedia layanan on-demand tersebut juga telah menggandeng 400.000 mitra penjual GoFood dan memiliki lebih dari 2 juta mitra pengemudi.

Decacorn Tanah Air itu juga telah berekspansi ke sejumlah negara di Asia Tenggara, yakni Singapura, Thailand dan Vietnam. "Loyalis-loyalis Gojek yang merupakan jumlah signifikan dari total user kita, transaksi mereka tahun kemarin 256 kali per tahun, jadi hampir tiap hari mereka bertransaksi aplikasi kita, ini merupakan bukti strategi kita berhasil di market ini," ujar Kevin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement