REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir sepertiga dari orang dewasa bekerja telah mengalami atau menyaksikan rasisme di tempat kerja. Situs pekerjaan dan rekrutmen, Glassdoor baru-baru ini merilis Studi Keragaman dan Inklusi 2019 yang menyelidiki sejauh mana diskriminasi terjadi di lingkungan kerja.
Studi ini juga termasuk survei yang dilakukan The Harris Poll terhadap lebih dari 5.000 orang dewasa dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Jerman tentang diskriminasi di tempat kerja. Menurut temuan survei, sebanyak 31 persen orang dewasa yang bekerja di Inggris telah mengalami atau menyaksikan rasisme di tempat kerja. Sekitar seperempat orang mengalami atau menyaksikan diskriminasi atas orientasi atau identitas seksual. Kemudian, lebih dari sepertiga orang mengalami atau menyaksikan diskriminasi gender.
Secara keseluruhan, lebih dari separuh orang dewasa di Inggris mengatakan pernah mengalami atau menyaksikan contoh-contoh diskriminasi ras, usia, jenis kelamin atau LGBT di tempat kerja. Survei itu juga menyoroti cara-cara berbeda, di mana pria dan wanita mengalami berbagai bentuk diskriminasi di tempat kerja.
Lebih dari sepertiga pria mengatakan pernah mengalami atau menyaksikan rasisme di tempat kerja, dibandingkan dengan seperempat wanita. Sementara itu, sebanyak 31 persen karyawan laki-laki mengatakan bahwa mereka mengalami atau menyaksikan diskriminasi LGBT di tempat kerja, dibandingkan dengan 19 persen karyawan perempuan.
Laporan tersebut menemukan perbedaan yang signifikan antara jumlah karyawan dari berbagai kelompok umur yang melaporkan mengalami atau menyaksikan diskriminasi. Hampir setengah dari karyawan milenium mengatakan, mereka mengalami atau menyaksikan diskriminasi gender, dibandingkan dengan 17 persen dari mereka yang berusia di atas 55 tahun.
Lebih jauh, rasisme dialami atau disaksikan oleh 42 persen karyawan milenial, tiga setengah kali persentase mereka yang berusia pertengahan lima puluhan atau lebih.
“Penelitian ini menyajikan gambaran yang agak mengkhawatirkan tentang pengalaman yang dialami karyawan sehubungan dengan diskriminasi di tempat kerja,” kata Wakil Presiden Eropa, Timur Tengah, dan Afrika di Glassdoor, John Lamphiere dilansir di Independent, Rabu (23/10).