REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) meluncurkan pakaian antariksa yang dirancang untuk dikenakan wanita pertama di bulan.
Pakaian ini untuk program Artemis yang bertujuan mendaratkan wanita pertama dan pria di bulan pada 2024 mendatang. Administrator NASA Jim Bridenstine dan perancang pakaian luar angkasa memamerkan tampilan close up setelan itu untuk pertama kalinya.
Prototipenya mayoritas berwarna putih dengan lengan biru dan merah ditunjukkan oleh Kristine Davis, seorwng perancang busana antariksa di Johnson Space Center. Garmen yang dikenal sebagai unit mobilitas ekstravehicular eksplorasi (XEMU) dirancang untuk menjelajahi permukaan bulan. Khususnya kutub selatan yang merupakan target pendaratan bulan para awak NASA berikutnya.
"Kristine mengenakan pakaian antariksa yang akan cocok dengan semua astronaut kami ketika pergi ke bulan. Pakaian antariksa ini untuk generasi Artemis," kata Bridenstine seperti dilansir dari laman Guardian, Kamis (17/10).
Setelan ini lebih fleksibel dibandingkan pakaian generasi sebelumnya yang memungkinkan astronaut berjongkok untuk mengambil batu dan bergerak lebih mudah. Pakaian ini dirancang untuk menahan kisaran suhu -150 derajact Celcius hingga 120 derajat Celcius.
Ia menambahkan jika mengingat generasi Apollo, Neil Amstrong, Buzz Aldrin yang melompat-lompat saat di bulan maka sekarang para antariksawan bisa benar-benar berjalan di bulan.
Sebuah setelan baru oranye, sistem survival kru Orion, dikenakan oleh insinyur antariksa Dustin Gohmert. Pakaian ini akan digunakan oleh para astronaut ketika mereka meluncurkannya ke ruang angkasa pada kapsul Orion dan kembali ke bumi.
Fokus pada pakaian antariksa yang dirancang agar sesuai dengan awak yang beragam ada setelah rencana pesawat ruang angkasa khusus wanita pertama harus dibatalkan tahun ini karena tidak ada pakaian antariksa ukuran sedang yang memadai.
Christina Koch dan Anne McClain telah dijadwalkan untuk melakukan perjalanan keluar stasiun luar angkasa internasional untuk memasang baterai, tetapi di even itu hanya Koch yang dapat ikut serta dalam perjalanan. Kegiatan lain semua perempuan di luar angkasa yang melibatkan Koch dan Jessica Meir dijadwalkan berlangsung pada Kamis. Pasangan ini berencana untuk melakukan tamasya enam jam untuk mengganti baterai yang rusak.