Ahad 06 Oct 2019 12:38 WIB

KPM Gelar Babak Penyisihan Kompetisi KOMPI

KOMPI memadukan pelajaran matematika dan pendidikan agama Islam.

Klinik Pendidikan MIPA (KPM) menggelar sebuah event bertajuk ‘Kompetisi Matematika dan Pendidikan Islam (KOMPI)’.
Foto: kpm
Klinik Pendidikan MIPA (KPM) menggelar sebuah event bertajuk ‘Kompetisi Matematika dan Pendidikan Islam (KOMPI)’.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Klinik Pendidikan MIPA (KPM) menggelar sebuah event bertajuk ‘Kompetisi Matematika dan Pendidikan Islam (KOMPI)’. Perhelatan yang digelar pada Ahad (6/10) ini diikuti  sebanyak  8.504 peserta.

Peserta tersebar di 41 Kota/Kab dari 12 Provinsi, di antaranya: Aceh Besar, Jambi, Pekanbaru, Serang, Tangerang Selatan, Jakarta Timur, Depok, Cikarang, Bogor, Banjar, Ciamis, Bekasi, Bandung, Sukabumi, Semarang, Purwokerto, Solo, Magetan, Madiun, Lamongan, Bojonegoro, Kota Malang, Kabupaten Malang, Jombang, Tulungagung, Lumajang, Surabaya, Nganjuk, Gresik, Banyuwangi, Kab. Sampang, Sidoarjo, Ponorogo, Tuban, Blitar, Jember, Kota Kediri, Makassar, Palu, Timika, dan Sorong.

Baca Juga

Ketua Penyelenggara, Muchammad Fachri menjelaskan Kompetisi Matematika dan Pendidikan Islam (KOMPI) adalah kompetisi yang memadukan pelajaran matematika dengan pendidikan Islam. Jadi, siswa tidak hanya mengerjakan soal matematika, tetapi juga soal pendidikan Islam, serta soal matematika yang terintegrasi Pendidikan Agama Islam.

photo
Klinik Pendidikan MIPA (KPM) menggelar sebuah event bertajuk ‘Kompetisi Matematika dan Pendidikan Islam (KOMPI)’.

Fachri menambahkan, keunggulan ketika sekolah yang mengikutsertakan siswanya di ajang KOMPI adalah sebagai persiapan untuk menjaring siswa yang akan mengikuti kegiatan Kompetisi Sains Madrasah (KSM). Sekolah dapat memanfaatkan kegiatan KOMPI ini untuk menyeleksi atau mengukur kemampuan siswa pada bidang matematika di KSM nanti.

"Selain itu, keunikan lain dari kompetisi ini, yakni menerapkan bayaran seikhlasnya (sesuai kemampuan), sehingga siapapun dapat mengikuti kompetisi ini tanpa terkendala biaya” kata Fachri.

Fachri berharap acara ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menunjukkan bakat dan kemampuannya tidak hanya di bidang matematika, tapi juga di bidang agama Islam. “Semoga kompetisi ini menjadi langkah awal terbentuknya calon penerus bangsa yang kuat dibidang ilmu matematika dan kuat dibidang ilmu pengetahuan Agama,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement