Selasa 01 Oct 2019 17:20 WIB

Fenomena Halo Matahari Terlihat di Langit Kudus

Fenomena halo matahari muncul sekitar pukul 12.30 WIB di langit Kudus.

Fenomena Halo Matahari berbentuk cincin terlihat di atas langit dikawasan Masjid Menara Kudus, Jawa Tengah, Selasa (1/10/2019).
Foto: Antara/Aji Styawan
Fenomena Halo Matahari berbentuk cincin terlihat di atas langit dikawasan Masjid Menara Kudus, Jawa Tengah, Selasa (1/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Fenomena halo matahari terlihat di atas langit Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa. Fenomena halo matahari tersebut mulai muncul sekitar pukul 12.30 WIB hingga pukul 13.30 WIB.

Sejumlah warga yang mengetahui fenomena langka tersebut pun tampak beramai-ramai mengabadikannya. Beberapa warga juga ada yang mendatangi kompleks Menara Kudus untuk memotret fenomena alam yang jarang terjadi itu.

Dian, salah seorang warga Pati, tak menyia-nyiakan kesempatan menjepret cincin matahari selagi berada di Kudus. Ia mengakui tertarik mengambil gambar fenomena halo matahari atau orang awam menyebut cincin matahari di sekitar Menara Kudus karena hasilnya dipastikan cukup bagus.

"Kebetulan saya juga jarang menemui fenomena alam tersebut sehingga ketika sedang berada di Kudus langsung teringat Menara Kudus dengan harapan bisa mendapatkan foto dengan tambahan objek Menara Kudus," ujarnya.

photo
Fenomena Halo Matahari berbentuk cincin terlihat di atas langit dikawasan Masjid Menara Kudus, Jawa Tengah, Selasa (1/10/2019).

Sejumlah pelajar juga tampak membawa kamera mulai dari kamera ponsel hingga Digital Single lens Reflex (DSLR) untuk memotret halo matahari tersebut. Subur, warga Hadipolo mengakui sengaja datang ke Menara Kudus karena kebetulan mengetahui ada cincin matahari sehingga tertarik mengabadikannya dengan kamera video.

Situs BMKG pada September 2018 pernah memuat penjelasan soal fenomena halo matahari. Bulatan cahaya seperti pelangi yang mengelilingi matahari itu merupakan fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari dikarenakan ada pembiasan sinar matahari oleh awan lapisan tinggi.

photo
Warga mengabadikan fenomena halo matahari.

Awan yang membiaskan sinar matahari itu biasa disebut awan tipis cirrus yang berada pada ketinggian sekitar 6.000 meter dari permukaan bumi. Awan cirrus ini kemudian membentuk partikel yang sangat dingin dan biasanya berwujud kristal es.

Awan cirrus yang sangat dingin inilah yang membiaskan cahaya matahari sehingga membentuk seperti cincin yang melingkari matahari. Fenomena ini merupakan peristiwa biasa seperti halnya pelangi dan bukan pertanda bencana, seperti gempa atau lainnya.

Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik atau terpengaruh dengan mitos atau informasi yang bisa menyesatkan terkait fenomena itu. Biasanya, beberapa saat setelah matahari bersinar dan memanaskan partikel air yang super dingin di awan cirrus, maka fenomena itu akan hilang.

Fenomena halo jarang muncul di daerah tropis, namun di belahan bumi lain seperti di Eropa peristiwa itu sering terjadi.

Halo, selain terjadi dalam bentuk lingkaran penuh dengan bagian pinggir berbingkai warna pelangi, juga bisa berwujud setengah lingkaran dengan pusat pada cahaya matahari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement