Senin 23 Sep 2019 13:15 WIB

Pakar Sebut Laman Kemendagri Diretas Hacktivist

Laman Kemendagri diubah tampilannya (deface) oleh peretas pada Ahad sore.

Hacker (ilustrasi)
Foto: pixabay
Hacker (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pakar keamanan siber dari CISSReC Dr Pratama Persadha mengungkapkan peretasan dengan mengubah tampilan laman (deface) milik terhadap laman Kemendagri adalah bentuk hacktivist, sebuah aktivitas peretasan dengan alasan sosial politik. Ia menjelaskan hacktivist tak didasari motif ekonomi.

"Ini terlihat dari pesan RIP (rest in peace) KPK yang ditampilkan depan web. Deface terlihat pada Ahad (22/9) sore," kata Pratama selaku ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC menjawab pertanyaan Antara di Semarang, Jawa Tengah, Senin.

Baca Juga

Hacktivist ini, menurut Pratama, ingin menyampaikan pesan politik dengan menyasar situs milik negara atau korporasi besar dengan membubuhkan pernyataan sikap. Hal yang sama pada saat laman Telkomsel diretas, pelaku menyampaikan pesan agar tarif Telkomsel diturunkan karena dirasa terlampau mahal.

"Biasanya aktivitas hacktivist ini menyasar beberapa situs penting. Situs mana dahulu yang berhasil diretas, itulah yang akan di-publish," kata Pratama yang pernah sebagai pelaksana tugas direktur Pengamanan Sinyal Lemsaneg (sekarang BSSN).

Menurut Pratama, nantinya Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bisa membantu kementerian dan lembaga negara lainnya untuk melakukan digital forensik guna mendeteksi lubang keamanan. Dengan begitu, celah keamanan dapat segera ditutup demi menghindari kejadian serupa seperti laman Kemendagri.

Hacktivist, menurut Pratama, hal yang sudah sangat sering terjadi di luar negeri. Aktivitas ini juga mulai mendapatkan tempat di Tanah Air, khususnya bila ada pendapat aspirasi yang tidak tersalurkan atau tidak didengar.

Pratama yang pernah menjabat sebagai wakil ketua Tim Lemsaneg (sekarang BSSN) Pengamanan Pesawat Kepresidenan RI, yang perlu dilakukan ke depan oleh semua lembaga pemerintah dan lembaga negara adalah bekerja sama dengan BSSN untuk meningkatkan keamanan pada sistem yang mereka miliki. Dalam hal ini, Kemendagri mempunyai sistem kependudukan dan pencatatan sipil.

"Bayangkan saja bila peretas berhasil masuk dan mengacak-acak sistem Dukcapil. Ini harus menjadi perhatian bersama. Walaupun sistem Dukcapil dipisah, punya potensi dijadikan jalan masuk ke sistem Dukcapil," katanya.

Pelaku yang mengatasnamakan diri security007 membubuhkan identitasnya pada halaman yang sudah di-deface. Bila melihat kegiatan di akun media sosialnya, security007 juga pernah mengunggah kegiatan meretas via SQL injection ke laman Mahkamah Agung.

"Artinya, memang pelaku deface sudah cukup aktif. Apalagi, di kanal Youtube-nya, pelaku sering meng-upload tutorial tools hacking maupun kegiatan meretasnya," kata Pratama.

Pada Ahad, di situs resmi Kemendagri muncul tulisan berwarna hijau dan merah dengan latar belakang hitam disertai gambar bertuliskan "RIP KPK 2002-2019". Tulisan paling atas berbunyi "Hacked By Security007”. Lalu diikuti dengan beberapa tulisan.

Di situs tersebut juga tertulis “YOUR FILES IS MINE  !!” Selanjutnya tampak foto yang menggambarkan sebuah kuburan dengan nisan bertuliskan “RIP KPK 2002-2019”.

Pada badian berikutnya tertulis, “KAU ITU PEMIMPIN, YANG GAJI KAU ITU KAMI, SEHARUSNYA KAU MENURUTI APA KEINGINAN KAMI, BUKAN KEINGINAN MEREKA YANG BERDASI !!!

SUARA RAKYAT KAU BATASI, SEMUA KAU ANGGAP MAKAR DAN DISKRIMINALISASI, KAU HANYALAH BONEKA YANG DIIKAT TALI, TAK LEBIH DARI SEBUAH KOMEDI!!!!”

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement