Senin 09 Sep 2019 16:17 WIB

Pelaku Pembajakan Email Belajar Ngehack Lewat Facebook

Pelaku tidak memiliki latar belakang keahlian dibidang teknologi dan informasi.

Facebook. ILustrasi
Foto: Mashable
Facebook. ILustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dua pelaku Hijacking Email atau pembajakan email, S (34) asal Yogyakarta dan R (30) asal Jakarta Barat, gunakan rekening penampung dalam melakukan pembajakan email dari transaksi pembayaran jual beli tanah. Polda Bali menngungkapkan bahwa kedua tersangka ini merupakan rekening penampung.

Perihal ada campur tangan pihak lainnya, saat ini masih dalam penyelidikan dan belum ada pengakuan dari tersangka ini. Usai konferensi pers yang dilakukan Polda Bali, Senin (9/9), salah satu tersangka diwawancara dan menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki latar belakang IT. Tersangka mengaku hanya mempelajarinya melalui media sosial Facebook saja.

Baca Juga

"Gak punya background IT, cuma dari fb aja, dan ngehacknya awalnya itu saya dapat kiriman terus saya disuruh cek rekening dan udah gitu aja, dan setelah dicek ternyata ada saldo dari situ disuruh transfer ke rekening salah satu bank, dan diminta kirim ke dia (seseorang yang belum diketahui identitasnya)," jelas S.

Pihaknya mengaku belum pernah bertemu dan melihat orang yang menghubunginya. Ia mengaku hanya berkomunikasi melalui messenger, untuk diminta cek rekening sesuai yang diarahkan.

Kasudbit V Siber Ditreskrimsus Polda Bali AKBP, I Gusti Ayu Putu Suinaci menuturkan bahwa pihak notaris selaku korban dan tersangka tidak saling mengenal, karena emailnya sudah diambil alih dan mengirimkan pesan melalui email bahwa ada perubahan nomer rekening itu. "Kejadiannya itu di Bali, cuma kan kita ga tau hacker ini ada dimana, karena dia bisa melakukan hack itu kan dimana-mana, untuk transaksi tanahnya ya ada di Bali," katanya.

Suinaci menambahkan bahwa tersangka menyebar spam melalui banyak link-link itu dan tidak ada target khusus untuk disasar. "Dengan menyebar spam, untung-untungan lah, tidak ada khusus TO, dan dia memang menyebarkan ke banyak link-link itu, kan, jadi jangan sekali-sekali mengklik hal-hal yang didapatkan di sms dan sebagainya, kemungkinan korbannya seperti itu," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement