Jumat 06 Sep 2019 03:56 WIB

Membedah Secara Ilmiah Keberadaan Monster Loch Ness

Hasil DNA cenderung menyebut mitos Loch Ness sebagai belut raksasa.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Wujud yang diduga sebagai monster Loch Ness diperlihatkan di Natural History Museum di Kassel, Jerman.
Foto: EPA
Wujud yang diduga sebagai monster Loch Ness diperlihatkan di Natural History Museum di Kassel, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para ilmuwan mencoba mengurai keberadaan makhluk legendaris asal Inggris Loch Ness. Monster raksasa ini sudah menjadi perbincangan internasional tentang keberadan yang memang nyata atau hanya sebuah cerita yang dibesar-besarkan saja.

Untuk menguji kebenaran dari makhluk tersebut, tim dari Selandia Baru mengambil sekitar 250 sampel air. Dengan melibatkan sampel besar ini membuat studi ini menjadi terbesar yang pernah dilakukan pada wilayah air tawar terbesar di Inggris itu.

Baca Juga

Hasil dari penelitian yang dilakukan menyimpulkan memang ada sesuatu di wilayah tersebut. DNA dari belut sangat melimpah di dalam air, sehingga dapat disimpulkan spesimen raksasa dapat tinggal jauh di dalam dan ketika naik ke permukaan mungkin menjadi keliru sebagai monster mistis.

"Ada jumlah DNA belut yang sangat signifikan. Belut sangat berlimpah di Loch Ness, dengan DNA belut ditemukan di hampir setiap lokasi sampel. Ada banyak dari mereka," ujar ahli genetika  dari Universitas Otago Profesor Neil Gemmell, dikutip dari The Independent, Jumat (6/9).

Prof. Gemmell menyatakan, data yang didapat memang tidak mengungkapkan ukuran hewan tersebut. Namun, kuantitas materi yang sebenarnya tidak dapat diabaikan kalau kemungkinan ada belut raksasa.

"Karena itu kita tidak bisa mengabaikan kemungkinan apa yang dilihat dan diyakini orang adalah Monster Loch Ness mungkin belut raksasa. Penyelam mengklaim mereka telah melihat belut yang setebal kaki di loch, apakah mereka melebih-lebihkan atau tidak saya tidak tahu, ada kemungkinan ada belut yang sangat besar hadir di loch," kata Prof. Gemmell.

Belum diketahui pasti klaim-klaim yang selama ini bereder, termasuk besar makhluk hingga empat meter itu. Hanya saja sebagai ahli genetik melihat, kemungkinan mutasi dan variasi alam bisa terjadi, sehingga bisa melahirkan belut yang besar jauh dari kisaran normal.

"Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi atau membantah teori tersebut, jadi berdasarkan data kami, belut raksasa tetap merupakan ide yang masuk akal," ujar Prof. Gemmell.

Teori-teori masa lalu tentang bentuk monster itu termasuk anjing laut, hiu, ikan lele, sturgeon, atau spesies prasejarah yang telah lama punah, yaitu plesiosaurus. Namun, ini terbantahkan dengan hasil DNA.

Legenda Monster Loch Ness telah ada sejak sekitar 1.500 tahun yang lalu. Penampakan pertama dari "binatang buas air" yang tidak dikenal di Sungai Ness yang tercatat pada tahun 565. Ada juga satu penampakan yang kurang spektakuler dari sesuatu "menggeliat dan mengaduk air" pada tahun 1872.

Tetapi pada abad ke-20 ketika legenda itu dihidupkan kembali secara spektakuler. Pada 22 Juli 1933, seorang pria bernama George Spicer, yang bepergian dengan istrinya, melaporkan melihat "bentuk binatang paling luar biasa" menyeberang jalan di depan mobil mereka. Makhluk tidak dikenal itu ternyata sangat besar, sekitar 25 kaki panjang dan 4 kaki tingginya, tanpa anggota badan yang jelas, dengan tubuh besar dan leher panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement