REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Penggalian yang dilakukan di pemukiman kuno berusia 10.300 tahun yakni Boncuklu Hoyuk di Provinsi Konya Turki telah mengungkapkan bahwa adanya migrasi penduduk setempat ke Eropa.
Profesor dari Universitas Liverpool, Douglas Baird yang juga memimpin penggalian itu mengatakan setelah menganalisis sampel DNA di permukiman Boncuklu, mereka menemukan bahwa orang-orang pemukiman Boncuklu pindah ke Eropa tenggara.
“Orang-orang melakukan perjalanan ke Eropa untuk bertukar produk pertanian,” kata Baird seperti dilansir Daily Sabah pada Rabu (4/9).
Baird pun mengatakan pihaknya talah membandingkan bukti DNA yang diperoleh rekan-rekannya di Eropa. Ia mengatakan bahwa saat ini ia tengah berusaha untuk mengungkap hubungan darah antara manusia yang tinggal di Boncuklu dan Eropa Tenggara.
Sebab para arkeolog menemukan adanya biji-bijian seperti gandum, kacang polong, dan lentil digunakan di daerah itu 10.000 tahun yang lalu. Meski jenis pertanian itu tak umum di pemukiman seperti Catalhoyuk.
“Ini adalah pemukiman yang didirikan seribu tahun sebelum Catalhoyuk. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa daerah itu adalah leluhur Catalhoyuk,” kata Baird.
“Rumah-rumah dibangun secara mandiri, tapi ada tempat berkegiatan sehari-hari ada juga tempat memasak makanan. Dapur juga tersedia, ini berarti menjnjukan mereka berinteraksi satu sama lain,” katanya.
Ia juga mengatakan orang-orang dulu menguburkan mayat di dalam dan pekarangan rumah. Baird juga mengatakan bahwa mereka telah menemukan beberapa tengkorak hewan terutama sapi yang diukir di dinding yang bisa menjadi petunjuk bagi kepercayaan masyarakat.Sementara itu penggalian di Boncuklu dilakukan oleh tim yang terdiri dari 60 orang dan dipimpin oleh Profesor Gokhan Mustafaoglu dari Universitas Zonguldak Bulent Ecevit.