Senin 02 Sep 2019 14:40 WIB

Tuna Daksa Mudah Operasikan Komputer Dengan 'DC Mouse'

Desain mouse dirancang khusus bagi para difabel tuna daksa.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nora Azizah
Mouse / Ilustrasi
Foto: Ubergizmo
Mouse / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan inovasi mouse bagi penyandang disabilitas daksa. Alat yang dinamai Difabel Care (DC) Mouse bertujuan memudahkan operasional komputer.

Salah satu pengembangnya, Devita Ayuni Kusumaningsih, DC Mouse hadir dalam bentuk optical mouse. Desainnya memang dibuat khusus bagi penyandang disabilitas daksa bagian tangan.

Baca Juga

"Menyerupai sandal yang dipakai di kaki dengan ukuran yang telah disesuaikan antropometri kaki manusia Indonesia menggunakan persentil 95," kata Devita.

Devita mengembangkan mouse ini bersama rekan-rekannya di Fakultas Teknik UGM di bawah bimbingan Dawi Karomati Baroroh. Ada Muhammad Zhafran Haidar Muttaqin dan Akhmad Adham Nur Husaen.

Pengembangan mouse ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap para penyandang disabilitas daksa yang memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi. Padahal, digitalisasi seharusnya memudahkan.

Sayangnya, media input komputer saat ini belum mampu mengakomodir kebutuhan penyandang disabilitas daksa. Salah satunya, bentuk mouse yang belum bisa mengaomodir kebutuhan mereka.

Misal, pelukis kanvas tanpa tangan asal DIY yang terbiasa aktivitas menggunakan kaki. Seharusnya, kehadiran komputer memudahkan orang itu, tapi hingga kini kebutuhannya belum terakomodir.

"Dari situlah kami berinovasi mengembangkan DC Mouse yang diharapkan dapat membantu mereka agar mudah mengakses komputer, sehingga bisa meningkatkan produktivitas mereka," ujar Devita.

DC Mouse didesain dengan empat fitur utama. Ada klik kanan, klik kiri, drag dan scroll. Dirancang menggunakan bahan Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) dan kulit sintetis yang membuatnya nyaman.

Desain dibuat dengan bantuan Software Autodesk Inventor dan mencetak prototipe menggunakan 3D printer. Dirakit dengan komponen elektronis dari sensor optik yang dihubungkan USB tranceiver ke komputer.

Zhafran menerangkan, pengujian terhadap responden menunjukkan DC Mouse mampu dioperasikan dengan akurasi ketepatan pointer maksimal 100 persen. Lalu, efisiensi 20 persen dan jumlah klik 5,3 kali per detik.

Sedangkan, dalam tiga kali replikasi, didapatkan rata-rata ketepatan 49 persen, efisiensi 24 persen, jumlah klik 3,7 klik per detik dan jumlah scroll 400 pixel per detik. Hasil itu menegaskan kelayakan.

"Namun, teknologi ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut sebelum menuju tahap komersialisasi," ujar Zhafran.

Teknologi DC Mouse sendiri merupakan luaran dari PKM-KC yang digelar Kemenristekdikti. Produk ini sukses memperoleh dana hibah dan lolos ke Pimnas ke-32 yang akan digelar di Universitas Udayana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement