REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Facebook nampaknya tengah terus berusaha mengembalikan kepercayaan masyarakat terkait keamanan di platform jejaring sosial mereka, sejak diketahui puluhan juta data pengguna bocor beberapa waktu lalu. Salah satu caranya adalah dengan melibatkan pengguna dalam mengelola privasi mereka sendiri.
“Privasi adalah hal penting yang terus kami tingkatkan,” tutur Privacy and Public Policy Manager Facebook APAC, Arianne Jimenez di kantor Facebook Indonesia, Jakarta, Kamis (29/8).
Jimenez menjelaskan, pengguna bisa mengatur siapa yang diperbolehkan untuk melihat unggahannya. Mereka bisa memilih unggahannya dibagikan kepada publik, teman tertentu atau bahkan hanya bisa dilihat untuk dirinya sendiri.
Tak hanya itu, pengguna pun bisa membatasi data yang bisa diakses untuk layanan ketiga, caranya dengan menghapus tautan antara Facebook dan layanan ketiga tersebut. Sementara, Facebook akan menghapus otomatis tautan antara pengguna dan layanan ketiga, jika selama tiga bulan tidak ada aktivitas antara keduanya.
Jimenez menambahkan, Facebook hanya akan memberikan beberapa data kepada layanan ketiga. Seperti, nama, profil foto dan email. Selain dari data tersebut, kata dia, layanan ketiga harus melalui proses peninjauan lebih lanjut.
Ia menyampaikan, sejauh ini, pihaknya telah menghapus ribuan aplikasi layanan ketiga karena belum sesuai dengan prosedur. Layanan ketiga, jelas dia, yang ditangguhkan adalah mereka yang menolak memberikan data berapa data pengguna yang telah diakses.
Untuk mempermudah pengguna mengatur privasi, Facebook terus meningkatkan desain pengaturan privasi dengan sesederhana mungkin. Jika sebelumnya, pengguna harus mengakses puluhan halaman pengaturan privasi, kini hanya perlu membukan menu Pengaturan dan Privasi.
Jimenez berharap, seiring dengan usaha Facebook meningkatkan keamanan Privasi, bisa juga diimbangi dengan sikap proaktif pengguna melindungi data dirinya sendiri dengan memahami panduan dan alat yang tersedia.