REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T), menciptakan alat pasteurisasi yang diberi nama Bangker Pintar. Alat ini diciptakan untuk meningkatkan produktivitas budidaya jamur.
Ide pengembangan Bangker Pintar berawal dari keluhan petani jamur di Dusun Gamol, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Pasalnya, tingkat kegagalan panen cukup tinggi.
Di daerah tersebut, tingkat kontaminasi media jamur tiram mencapai 50 persen. Bahkan, produktivitasnya hanya setengah dari produktivitas normal.
Salah satu anggota PKM-T UMY, Nabil Dhiyaulhaq Dzikrulloh mengatakan, penyebab kegagalan usaha kelompok tani jamur tersebut karena penggunaan alat pasteurisasi media jamur tiram yang kurang efektif. Yang mana, alat yang digunakan terdiri dari ruang pasteurisasi yang tidak rapat dan tunggku kayu sederhana.
"Sehingga, media jamur tiram tersebut tidak matang," kata Nabil dalan siaran pers yang diterima Republika beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, masyarakat terpaksa menggunakan alat tersebut karena harganya terjangkau dibandingkan alat pasteurisasi yang standar.
"Alat pasteurisasi yang standar harganya mencapai ratusan juta rupiah sehingga alat tersebut tidak terjangkau bagi kelompok usaha tani," ujarnya.
Kemudian, Nabil bersama tiga temannya melakukan inovasi dengan menciptakan Bangker Pintar. Alat ini sangat efektif untuk meningkatkan produktivitas panen jamur warga dan tentunya terjangkau oleh masyarakat.
"Harapan kedepan alat ini bisa disempurnakan dan digunakan oleh petani lain yang saat ini masih menggunakan alat tradisional," tambah Nabil.
Proses pembuatan Bangker Pintar dilakukan selama tiga minggu. Alat tersebut secara resmi dihibahkan untuk Kelompok Budidaya Jamur Gamol.
Dengan menggunakan Bangker Pintar, kata Nabil, biaya pasteurisasi yang sebelumnya Rp 300 ribu, dapat diperkecil menjadi Rp 146 ribu. Selain itu, hasil panen yang diperoleh juga meningkat.
"Yang semula hanya 160 kg meningkat menjadi 332,5 kg dan keuntungan produksi meningkat empat kali lipat dari Rp 607.500 per musim tanam menjadi 2.695.000 per musim tanam," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Budidaya Jamur Gamol, Suparman bersyukur atas adanya inovasi tersebut. Sebab, dengan menggunakan Bangker Pinter ini, biaya pasteurisasi semakin rendah.
"Resiko kegagalan juga semakin kecil sehingga keuntungan yang diperoleh semakin besar," kata Suparman.