REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Pada pertengahan Juli 2020 empat misi besar ruang angkasa untuk mengeksplorasi Planet Mars. Kendaraan eksplorasi ruang angkasa atau kerap disebut sebagai rover yang akan dikirim oleh NASA ke Mars memiliki ukuran sebesar mobil dan dijadwalkan untuk lepas landas tepatnya pada 17 Juli 2020.
Setelahnya, kendaraan penjelajah dari ExoMars Eropa-Rusia, bernama Rosalind Franklin juga akan mengikutinya delapan hari kemudian, jika segala sesuatu berjalan sesuai rencana.
Kedua kendaraan eksplorasi ruang angkasa tersebut diperkirakan akan mendarat di Mars pada Februari 2021. Nantinya, para rover akan melakukan pencarian tentang tanda-tanda kehidupan di Planet Merah tersebut dan melakukan berbagai tugas lainnya.
Sebagai contoh, misi ini diperkirakan dapat mengambil sampel dari Mars dan saat kembali ke bumi, teknologi baru yang berguna bagi para astronot untuk menjelajahi planet tersebut, seperti menghasilkan oksigen bisa ditemukan. Selama ini, Mars diketahui didominasi oleh karbon dioksida.
Misi Mars 2020 juga akan memberi panduan untuk helikopter kecil dan berpotensi meletakkan fondasi guna mengeksplorasi planet itu secara keseluruhan. Selain AS dan Eropa, Cina juga sedang berusaha untuk mencapai peluncuran pada pertengahan 2020 dengan menggunakan Mars Global Remote Sensing Orbiter dan misi Small Rover atau yang juga dikenal sebagai HX-1.
Seperti namanya, misi ruang angkasa Cina ini juga akan mencakup pengorbit dan penjelajah, yang di antara mereka akan membawa 13 instrumen sains. Bahkan, kendaraan penjelajah dari Negeri Tirai Bambu akan memiliki berat hingga 240 kilogram dan dua diantaranya telah mendarat di bulan pada Desember 2013 dan Januari 2019. Masing-masing berasal dari misi Chang'e 3 dan Chang'e 4.
HX-1 akan menjadi upaya Cina untuk kedua kalinya dalam misi Mars. Sebelumnya, pesawat ruang angkasa Yinghuo-1 yang diluncurkan pada 8 November 2011 untuk melakukan eksplorasi Mars menemui kegagalan setelah hendak membawa misi sampel. Pesawat ini terbakar di atmosfer bumi pada Januari 2012.
Selain itu, Uni Emirat Arab juga hendak meluncurkan misi Mars pada 2020. Rencananya, peluncuran kendaraan penjelajah dari Negara Timur Tengah itu akan lepas landas dari Jepas di atas roket H-IIA dan diperkirakan tiba di Mars pada awal 2021.
Misi Mars UEA bertujuan mengumpulkan informasi tentang lapisan metereologi di planet tersebut. Selain itu, penelitian tentang penyebab hilangnya gas hidrogen dan oksigen, serta air sebagai unsur utama kehidupan manusia juga akan dilakukan, termasuk tentang lapisan atas atmosfer Mars.