REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi AtmaGo adalah aplikasi yang dapat digunakan untuk bertukar informasi seputar bencana. Demi memudahkan penggunanya, AtmaGo didesain agar dapat digunakan di ponsel dengan spesifikasi rendah.
Pada 2018, sebuah studi independen yang dilakukan oleh Center for Innovation in Policy Governance (CIPG) menyimpulkan penggunaan AtmaGo terbukti dapat menghindarkan penggunanya dari kerugian finansial akibat kerusakan yang ditimbulkan karena bencana.
Studi itu dilakukan dengan melibatkan 350 pengguna dan non-pengguna AtmaGo di Jakarta dan sekitarnya. Kebanyakan pengguna AtmaGo merupakan masyarakat kurang mampu.
Dalam studi itu, ditemukan para pengguna telah mendapat manfaat dari AtmaGo. Ini karena aplikasi telah membuat mereka dapat menerima peringatan bencana, informasi mengenai jalanan dan infrastruktur, bursa kerja, kewirausahaan, dan layanan pemerintah.
Efek domino dari aplikasi ini pun terbukti karena 68 persen pengguna mengungkap mereka berbagi informasi lewat AtmaGo. Rata-rata, pengguna tersebut membagikan unggahan kepada 28 pengguna lainya sehingga dapat membantu menyebarkan informasi secara cepat dan efisien dalam keadaan darurat.
Di satu sisi, 30 persen pengguna pun mengaku menerima peringatan dari unggahan di AtmaGo. Setelah menerima peringatan, mereka pun melakukan tindakan preventif seperti memindahkan barang berharga, melakukan evakuasi, dan memperingatkan warga lainya.
Studi ini pun mencerminkan AtmaGo memiliki potensi untuk mengurangi tingkat penyakit dan angka kematian yang disebabkan oleh berrbagai bencana. Selain itu, AtmaGo berperan dalam mengurangi potensi kerusakan peoperti yang disebabkan oleh bencana.
Pendiri dan CEO Atma Connect, Meena Palaniappan, mengatakan berkat keunggulan yang dimiliki, aplikasi yang telah dikembangkan sejak 2015 itu kini telah digunakan 2,5 juta masyarakat. Para pengguna AtmaGo tersebar di 1.100 lokasi di seluruh Indonesia.
“Kehadiran aplikasi ini merupakan bukti bahwa kami sangat antusias dalam mendukung kesigapan warga dalam melakukan pencegahan, persiapan, dan menghadapi bencana,” kata Meena dalam diskusi bertajuk Kepaduan Sosial dan Ketahanan: Inovasi Dalam Persiapan, Penanggulangan dan Pemulihan Bencana di Jakarta belum lama ini.