Ahad 14 Jul 2019 12:20 WIB

Sisa Jasad Jenderal di Masa Napoleon Ditemukan di Rusia

Etienne Gudin menjadi tokoh yang berperan penting selama invasi Prancis ke Rusia.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Tim arkeologi menemukan sisa jasad Etienne Gudin di bawah fondasi sebuah lantai dansa di Rusia.
Foto: live science
Tim arkeologi menemukan sisa jasad Etienne Gudin di bawah fondasi sebuah lantai dansa di Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Tim arkeologi menemukan sesuatu yang mengejutkan dalam penggalian di area yang bukan merupakan situs arkeologi. Di bawah fondasi sebuah lantai dansa, penggalian dilakukan dan menemukan hal tak terduga, yaitu sisa jasad salah seorang jenderal di masa kepemimpinan Napoleon Bonaparte, yaitu Charles Etienne Gudin.

Gudin diketahui tewas karena terkena tembakan meriam pada 200 tahun lalu. Ia ikut berperang, bahkan menjadi salah satu tokoh yang berperan penting selama invasi Prancis ke Rusia pada 1812.

Baca Juga

Tim arkelogi internasional gabungan Prancis dan Rusia melakukan pencarian untk menemukan jasad Bonaparte. Apa yang diyakini sebagai sisa tubuh dari jenderal yang dikenal berkaki satu tersebut ditemukan di Smolensk, kota yang terletak sekitar 250 mil (400 kilometer) dari barat Ibu Kota Moskow, Rusia.

Gudin meninggal pada 22 Agustus 1812, di usianya yang ke-44. Namanya tertulis di Arc de Triomphe di Ibu Kota Paris. Tak hanya itu, patung yang menggambarkan dirinya juga diletakkan di Istana Versailles.

Bahkan, sebuah jalan di kota yang dikenal dengan ikon Menara Eiffel tersebut juga dinamakan dengan namanya, untuk menghormati Gudin. Tak tanggung-tanggung, sebuah gerakan yang sentimental membuat jantung di jasad Gudin dikeluarkan dan ditempatkan di sebuah kapel di pemakaman Pere Lachaise.

Para peneliti mengatakan bahwa sejumlah petunjuk memperlihatkan bahwa kerangka yang mereka temukan di bawah lantai dansa di Rusia tersebut adalah milik Gudin. Jenderal tersebut telah mengenal Napoleon sejak kecil. Keduanya juga bersekolah di Sekolah Militer yang sama di Brienne, wilayah Champagne Prancis.

Setelah mendengar kematian Gudin, Napoleon dikatakan sangat sedih. Ia menangis dan segera memerintahkan agar nama temannya itu diukir di Arc de Triomphe.

Dari catatan invasi Rusia pada 1812, cedera yang terjadi pada Gudin selama peperangan berlangsung, membuat ia harus mengamputasi kaki kirinya. Dalam kerangka yang ditemukan di peti mati memang tidak ditemukan bagian kaki kirinya. Selain itu, terdapat luka di bagian kaki kanan, serta beberapa petunjuk yang disebutkan dalam catatan.

"Ini adalah momen bersejarah bukan hanya bagi saya, tetapi karena saya pikir untuk kedua negara kami," kata sejarawan dan arkeolog Prancis Pierre Malinovsky dilansir Live Science, Ahad (14/7).

Dalam penemuan tersebut, juga terdapat beberapa kerangka lainnya yang ditemukan. Diyakini mereka adalah seorang aristokrat dan veteran militer dari perang Revolusi Prancis dan Napoleon.

Lebih lanjut, tes DNA akan dilakukan dengan mencocokkan jenazah tersebut. Dengan demikian, hal itu dapat memuktikan bahwa sisa jasad tersebut adalah milik Gudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement