Rabu 10 Jul 2019 17:11 WIB

Wadahi Penulis, Ketix Jamin tak Ada Hoaks dan Plagiarisme

Ketix melarang penulisnya membuat karya yang mengandung hoaks atau hasil plagiat.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Para pembuat aplikasi Ketix, Tendi Murti, King Bagus, dan Dewa Eka Prayoga saat meluncurkan aplikasi Ketix, di wilayah Jakarta Pusat, Selasa (9/7).
Foto: Republika/Farah Noersativa
Para pembuat aplikasi Ketix, Tendi Murti, King Bagus, dan Dewa Eka Prayoga saat meluncurkan aplikasi Ketix, di wilayah Jakarta Pusat, Selasa (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya media sosial dan aplikasi untuk menulis menimbulkan kekhawatiran mengenai penyebaran hoaks di kalangan masyarakat. Sebagai aplikasi yang baru didirikan pada April 2019 lalu, Ketix menjamin tak akan ada hoaks yang muncul dari penulis-penulisnya.

“Dari awal kami sudah memasang disclaimer, persyaratan-persyaratan tulisan. Jadi misalnya kalau pengguna mau menulis, ada syarat tulisannya harus seperti apa,” jelas co-founder aplikasi Ketix, Tendi Murti, saat peluncuran aplikasi Ketix di wilayah Jakarta Pusat, Selasa (9/7).

Baca Juga

Salah satu persyaratan tulisan yang bisa dipublikasi di Ketix, menurut Tendi, adalah tulisan tidak boleh mengandung hoaks bila memang bukan jenis tulisan fiksi. Selain itu, tulisan dan cover tidak boleh mengandung unsur pornografi dan terlalu vulgar.

“Ini memang lebih ketat dari aplikasi yang lainnya karena adanya kekhawatiran dari kami akan adanya tulisan-tulisan seperti hoaks dan segala macamnya,” jelas Tendi.

Tendi beserta kedua pembuat aplikasi yang lain, yaitu King Bagus dan Dewa Eka Prayoga, juga telah mengantisipasi adanya plagiarisme. Mereka memasang fitur yang membuat tulisan yang tak bisa di-copy-paste.

Tendi pun berjanji akan menambahkan lagi pengamanan agar e-book di Ketix tak mudah untuk diplagiat. Dia juga telah memiliki tim editor khusus untuk menyortir tulisan-tulisan yang dipublikasi di Ketix.

Tim editor itu akan memberikan teguran kepada pengguna yang melakukan plagiarisme atau penyebaran hoaks di Ketix. Tim itu pulalah yang nantinya akan menutup akun yang melakukan tindakan melanggar hukum tersebut.

“Tim editor kami memiliki keterampilan dan kredibilitas untuk mengedit tulisan-tulisan yang ada di Ketix,” ujar Tendi.

Hanya saja, Ketix baru bisa bertindak bila ada laporan plagiarisme di Ketix yang diambil dari sumber media lain. Bila memang ada, dia mengimbau kepada para pengguna untuk melaporkan dengan sejumlah bukti yang kuat agar kasusnya bisa ditindak lebih lanjut.

Aplikasi Ketix merupakan aplikasi sebagai wadah bagi para penulis dan pembaca di Indonesia. Hingga kini, Ketix telah diunduh sebanyak 5.600 ribu kali dengan pembaca aktif sekitar 3.500 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement