REPUBLIKA.CO.ID, BENTONVILLE — Walmart Inc, salah satu perusahaan yang mengoperasikan jaringan departement store terbesar di Amerika Serikat (AS) memiliki kebijakan terbaru dalam perekrutan karyawan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi headset realitas virtual (VR) untuk menguji karyawan yang dapat dipromosikan karena memiliki kemampuan menjadi seorang manajer.
Headset VR menempatkan karyawan Walmart seperti dalam kehidupan nyata. Mereka berada dalam situasi yang dihadapkan dengan amarah para pelanggan di toko, hingga membimbing karyawan baru.
“Situasi tersebut adalah untuk menguji bagaimana pengambilan keputusan, kapasitas kepemimpinan, hingga soft skills yang mereka miliki dan menempatkan karyawan dalam pekerjaan yang paling sesuai,” ujar Walmart vice president untuk bagian associate experience dilansir Phys, Selasa (9/7).
Penggunakan headset VR juga dapat distandarisasi untuk ratusan karyawan lainnya. Dengan demikian, cara ini dinilai dapat menghilangkan bias yang mungkin terjadi, membuat karyawan dapat ditempatkan dalam posisi yang paling sesuai dengan keahlian mereka.
“Apa yang kami nilai adalah bagaimana mereka menghadapi situasi, tidak ada benar atau salah, tetapi memberi pemahaman untuk tingkat kedewasaan saat mereka harus memimpin dan melihat pelayanan terhadap pelanggan,” jelas Holler.
Sementara itu, STRIVR, sebuah perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California, merancang pelatihan realitas virtual Walmart menggunakan headset Oculus Go VR yang bernilai 250 dolar AS. Oculus adalah perusahaan VR yang dimiliki oleh raksasa media sosial Facebook.
Kemitraan Walmart dan STRIVR dimulai tiga tahun lalu. Pada 2017, headset VR pertama kali diluncurkan di 30 Walmart Academy di mana rekanan dilatih untuk menangani situasi dari sehari-hari, seperti mengelola bagian produk, hingga momen yang jarang terjadi seperti kehebohan Black Friday.
Sejak itu, headset Oculus Go VR telah diperluas ke semua etalase Walmart dan 10 ribu dari 1,2 juta karyawan telah menjalani penilaian manajemen keterampilan pada Februari lalu. Salah satu karyawan Walmart, David Arias menjadi salah satu yang mendapat promosi setelah diuji dengan teknologi VR.
Pria berusia 32 tahun itu mengatakan salah satu skenario VR mengharuskannya untuk bertindak sebagai manajer dan membantu karyawan toko, serta pelanggan untuk mencari produk maskara. Berdasarkan penanganannya terhadap situasi, manajer perekrutan dan teknologi VR menentukan bahwa ia memiliki kekuatan yang sama untuk pengajaran dan kepemimpinan.
“Lingkungan kami benar-benar 360 derajat. Menggunakan VR adalah pilihan yang luar biasa untuk mengikuti perkembangan zaman,” ujar Arias.
Meski demikian, penilian dari VR hanya menjadi salah satu dari serangkaian proses perekrutan di Walmart. Selebihnya, untuk keputusan akhir ditentukan oleh direktur di bagian pekerjaan tersebut.
Walmart juga bukan satu-satunya perusahaan yang terjun ke dalam realitas virtual, augmented, atau campuran. Johnson & Johnson diketahui meluncurkan program pelatihan bedah baru untuk para dokter dan perawat dengan menggunakan headset VR.
Kemudian ada Farmer's Insurance, perusahaan asuransi yang melatih agennya cara menilai kerusakan menggunakan teknologi itu. Selain itu, Ford juga membuat ketsa model mobil secara real-time dengan rekan kerja yang berada di berbagai wilayah di AS.