REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mana yang lebih aman, belanja lewat marketplace atau media sosial? Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, menilai berbelanja secara daring melalui marketplace lebih aman daripada melalui media sosial.
"Karena dasarnya itu, media sosial bukanlah untuk berdagang, namun kalau untuk promosi, iya," kata dia di SCBD, Jakarta Selatan, Senin.
Alasan lain yang dipaparkan Samuel adalah masalah keamanan pada saat transaksi. Menurutnya, bertransaksi di marketplace lebih aman karena uang dari pembeli ke penjual berjalan melalui perantara lain, yakni platform jual-beli tersebut.
"Karena saya kalau bertransaksi juga harus ada yang bisa menjamin. Jadi kalau ada kejadian, saya bisa lapor ke platform itu. Kalau di media sosial, saat terjadi apa-apa, siapa yang bisa kita hubungi?" ujar dia memberi pertimbangan.
Kemajuan teknologi, menurut Samuel, harus diimbangi dengan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan teknologi tersebut sesuai kegunaannya.
"Sosial media ya untuk membagi cerita kita kepada orang-orang di dunia kita. Kalau untuk belanja, ya marketplace tempat yang paling pas," terang dia.
Kehadiran marketplace, selain dinilai mampu memperkecil hal-hal yang tidak diinginkan selama berbelanja daring, juga mampu membantu para penjual untuk meningkatkan kredibilitasnya dan platform marketplace yang ia gunakan.
"Dengan kredibilitas yang bagus, sudah pasti transaksi jual-beli online juga makin mudah dan aman," kata Samuel.
Tak sedikit pengusaha yang memanfaatkan media sosial untuk promosi. Dari sekian banyak yang benar-benar pedagang, ada juga yang mencoreng kepercayaan konsumen dengan melakukan penipuan dengan mengambil uang lalu menghilang tanpa jejak dan tidak mengirimkan barang yang dipesan.