REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Pegiat lingkungan Bangka Flora Society (BFS) dan Salam Alam (Salam) Upang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menanam 142 jenis anggrek. Penanaman ini bertujuan melestarikan tanaman khas daerah itu yang mengalami kelangkaan.
"Pelestarian anggrek ini difokuskan di kawasan wisata biodiversity Sungai Upang Desa Tanah Bawah, Kecamatan Puding Besar," kata Ketua Bangka Flora Society Dian Rossana Angraini di Pangkalpinang, Kamis (20/6).
Penanaman 142 jenis anggrek langka itu merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan peringatan Hari Degradasi Lahan yang jatuh pada 17 Juni 2019. Dian berharap penanaman anggrek langka dapat mengembalikan kelestarian flora khas daerah tersebut.
Sebanyak 142 anggrek yang ditanam di antara jenis Phalaenopsis sumatrana, Bulbophyllum limbatum, Dendriboum peradii, dan Ryncostyllus retusa (vanda ekor tupai). Ada juga Arundina grammyniflora, Maxilaria, Trixpermum, Oncydium, dan Catlya.
"Kita bersama Pemdes Tanah Bawah dan Salam Upang melakukan konservasi spesies anggrek dan pemulihan lahan di kawasan Sungai Upang dengan menanam anggrek di pulau anggrek kawasan wisata biodiversity Sungai Upang," ujarnya.
Selain penanaman anggrek, upaya pelestarian juga dilakukan dengan pemberian nama pulau anggrek yakni Pulau Anggrek Elsye Lestari. Pemberian nama ini untuk mengenang jasa almarhumah Elsye Lestari Taufiq Rani yang telah mendedikasikan hidupnya untuk pelestarian dan penyelamatan anggrek Bangka Belitung.