Senin 17 Jun 2019 10:00 WIB

Orang Indonesia Butuh 14 Hari untuk Pilah-pilih Ponsel

Orang Indonesia membandingkan hingga tiga jenama dalam 14 hari saat pilih ponsel.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Anak menggunakan ponselnya.
Foto: Pixabay
Anak menggunakan ponselnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riset Google Indonesia mengungkapkan 81 persen dari pembeli gawai belum menentukan model ponsel mana yang akan dibeli. Mereka biasanya memerlukam dua sampai tiga jenama untuk dibandingkan hingga akhirnya memutuskan membeli suatu ponsel. Waktu yang diperlukan untuk membeli gawai, kata Yudistira, adalah 14 hari.

Senior Industry Analyst-Tech & Telco Google Indonesia, Yudistira Nugroho, lalu menggambarkan perjalanan 14 hari tersebut. Hari pertama, orang akan memulai dengan mencari macam-macam gawai di mesin pencarian daring dan luring.

Baca Juga

Contoh kata kunci pencarian daring ialah handphone murah atau smartphone terbaik. Sebanyak 64 persen pengguna mengatakan pencarian memudahkan mereka untuk membandingkan opsi yang berbeda.

“Oleh karena itu penting banget buat berada di awal pencarian. Kalau sudah berada di tahap ini, artinya kemungkinan dia (gawai) akan di review lebih lanjut makiin tinggi,” katanya.

Kemudian, hari kedua sampai ke-13 ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh calon pembeli. Pertama, setelah menemukan beberapa kandidat gawai yang kemungkinan akan dibeli, mereka akan membandingkan spesifikasi dan membaca ulasan. Banyak informasi yang bisa didapat baik luring dan daring.

Riset Google Indonesia menemukan perbandingan ulasan di banyak situs, ulasan ahli, dan ulasan konsumen dianggap lebih penting dibanding situs original equipment manufacturer (OEM) dan pramuniaga dari jenama gawai itu sendiri.

Ulasan di banyak situs, ulasan ahli, ulasan konsumen menempati peringkat satu, dua, dan ketiga, sementara situs OEM dan pramuniaga menduduki nomor tujuh dan delapan. Kemudian situs telco menempati peringkat 14.

Melihat hal ini, Google Indonesia memberikan rekomendasi pada pelaku industri dari sisi retail, OEM, dan telco untuk mencari apa yang sebenarnya bisa dilakukan untuk meningkatkan wawasan pengguna dari situs. Konten dalam situs bisa diperkaya, contohnya, di laman OEM dapat langsung melihat ulasan baik dari ahli maupun konsumen sehingga menjadi one stop review site.

Selain konten, kecepatan situs juga perlu diperhatiakan. Situs OEM biasanya memerlukan waktu 10 detik untuk bisa dibuka secara sempurna dengan jaringan 3G. Situs ulasan membutuhkan waktu lima detik agar terbuka sempurna.

Menurut studi global Google Indonesia , rata-rata orang di dunia cuma tahan tiga detik. Lebih dari itu, mereka sudah malas untuk menunggu.

“Situs manufaktur (OEM) biasanya banyak gambar sehingga agak berat kalau di-load, cuma kecepatan itu masih (jadi yang) penting, mesti dipilih mana yang penting, yang masih bisa dikurangi,” ujarnya.

Kedua, jika masih belum puas dengan informasi yang didapat, mereka akan menonton video ulasan di YouTube mengenai gawai tersebut. Secara pertumbuhan, kata kunci review naik sebanyak 40 persen di 2018. Banyak saluran di Youtube melakukan tinjauan komprehensif terhadap gawai di semua titik harga dan untuk berbagai segmen pasar.

Ketika sudah mendapatkan gambaran, kegiatan ketiga adalah memeriksa promosi paket (bundling promotions) yang ditawarkan oleh provider telco. Pencarian di Google search mengenai promosi paket naik sebesar 20 persen dari tahun ke tahun.

Kegiatan keempat, calon pembeli akan datang ke toko. Menariknya, ketika orang datang ke toko, 97 persen dari mereka masih membuka gawai yang dipunya untuk melakukan pencarian informasi produk secara daring.

Selanjutnya, pembeli sudah memiliki keputusan. Sebanyak, 69 persen dari pembeli mengatakan, mereka membeli gawai baru mereka di toko ritel luring.

Riset-riset tersebut pada akhirnya membentuk suatu kesimpulan untuk jenama gawai, perusahaan telco, dan ritel. Yudistira mengungkapkan, dari sisi ritel, banyak orang yang sudah melek informasi ketika datang ke toko. Itu berhubungan dengan sisi ritel agar memberdayakan pramuniaga dengan pengetahuan produk lengkap untuk membantu pembeli yang lebih mengerti.

Berikutnya perusahaan gawai harus memiliki kehadiran daring yang bagus karena pembeli mencari informasi produk dari pencarian daring. Untuk perusahaan telco, yang harus dilakukan adalah meningkatkan kesadaran paket gawai.

Biasanya interaksi konsumen hanya terjadi di toko luring dari sisi ritel. Yudistira menyarankan alangkan lebih baik jika ritel memiliki kehadiran secara daring.

“(Ketika) orang online mereka sudah punya referensi ke ritel mana, bukan hanya datang ke ritel yang paling dekat dengan rumahnya,” katanya.

Terakhir, dari jenama gawai, telco, dan ritel harus membuat perjalanan yang mulus dari tahap mencari hingga membeli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement