Senin 03 Jun 2019 19:45 WIB

Server Google di AS Eror, Snapchat dan Youtube Terganggu

Cloud computing Google menghadapi persaingan ketat dari perusahaan teknologi lain.

Google
Foto: EPA
Google

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Server Google yang padat di Amerika Serikat bagian timur menyebabkan masalah bagi pengguna Snapchat dan Youtube, Ahad waktu setempat (2/6). Para pengguna pun mengeluh di media sosial bahwa aplikasi populer itu tidak dapat diakses.

Google mengakui masalah itu. Dalam sebuah pernyataan di halaman status Platform Cloud-nya Google menyebut mereka berurusan dengan kepadatan jaringan yang tinggi di AS bagian timur, yang mempengaruhi banyak layanan di Google Cloud, G Suite, dan Youtube.

Baca Juga

"Pengguna mungkin merasakan kinerja yang lambat atau eror berkali-kali," tulis Google, seraya menambahkan para teknisi telah menyelesaikan satu dari dua langkah untuk memulihkan operasi.

Sebelumnya, pada hari itu para pengguna media sosial mengeluhkan lambatnya laman dan aplikasi populer tersebut. "Google, Youtube, Snapchat, Spotify, semuanya sedang down. Apakah Internet menghilang?" tanya satu pengguna Twitter.

Kepala Komunikasi Google Indonesia Jason Tedjasukmana pada Antara, Senin (3/6), mengatakan masalah jaringan di AS bagian timur yang mempengaruhi Google Cloud, G Suite dan Youtube telah diatasi pukul 16.00 waktu AS.

Ia akan melakukan perbaikan pada sistem untuk mencegah hal itu terjadi lagi. "Kami minta maaf untuk semua yang terdampak oleh masalah hari ini. Pelanggan selalu bisa mengetahui pembaruan terkini pada sistem kami di dasbor status kami," katanya.

Cloud computing adalah salah satu layanan Google yang paling menguntungkan, tetapi menghadapi persaingan ketat dari perusahaan teknologi lain seperti Amazon dan Microsoft. Pada Maret, jaringan sosial terbesar di dunia, Facebook, menyalahkan perubahan konfigurasi server atas pemadaman masif yang memengaruhi aplikasi-aplikasinya di seluruh dunia.

Pemadaman ini memengaruhi pengguna setidaknya selama 12 jam di sebagian besar wilayah dunia, dengan dampak terbesar di Amerika Utara dan Eropa, berdasarkan sebuah situs tracking pada saat itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement