Rabu 29 May 2019 09:12 WIB

Sampah Plastik Berpotensi Kurangi Oksigen di Bumi

Sekitar 10 persen oksigen yang dihirup manusia dihasilkan bakteri di laut.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ani Nursalikah
Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat. LSM World Wild Fund for Nature (WWF) Indonesia menilai masalah pencemaran sampah plastik di laut Indonesia sangat parah.
Foto: Dedhez Anggara/Antara
Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat. LSM World Wild Fund for Nature (WWF) Indonesia menilai masalah pencemaran sampah plastik di laut Indonesia sangat parah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 10 persen oksigen yang dihirup manusia saat ini dihasilkan oleh bakteri Prochlorococcus yang tinggal di lautan. Sayangnya, kemampuan bakteri penghasil oksigen ini dapat menurun akibat polusi plastik yang mengotori lautan di berbagai belahan dunia.

Dampak plastik terhadap bakteri Prochlorococcus ini diungkapkan oleh tim peneliti dari Macquarie University melalui jurnal Communications Biology. Dalam jurnal ini, tim peneliti mengungkapkan pengetahuan mengenai dampak polusi yang dihasilkan manusia terhadap bakteri ini masih sangat minim.

Baca Juga

"Tiap satu dari 10 tarikan oksigen yang Anda hirup adalah berkat jasa kawan kecil ini, tapi kita masih tidak mengetahui apa pun tentang bagaimana bakteri lautan, seperti Prochlorococcus merespons polutan manusia," ujar salah satu peneliti Lisa Moore seperti dilansir Medical News Today.

Dalam studi ini, tim peneliti menggunakan dua strain bakteri Prochlorococcus dan juga zat kimia yang diekstrak dari kantung plastik swalayan dan tikar PVC. Dari studi ini tim peneliti menemukan paparan ini menurunkan pertumbuhan dan fungsi bakteri Prochlorococcus secara signifikan.

Tim peneliti mengungkapkan paparan terhadap zat kimia dari plastik menyebabkan perubahan pada ekspresi gen bakteri Prochlorococcus. Kondisi ini membuat bakteri tidak mampu mengahsilkan protein yang dibutuhkan untuk mengaktivasi gen secara normal.

Yang tak kalah penting, tim peneliti megungkapkan paparan zat kimia plastik mempengaruhi produksi oksigen pada bakteri Prochlorococcus. Paparan zat kimia plastik membuat kadar oksigen yang dihasilkan menjadi lebih rendah.

"Data kami menunjukkan polusi plastik mungkin memiliki dampak ekosistem yang luas di luar dampak yang sudah diketahui terhadap makroorgansime," jelas ketua peneliti Sasha Tetu.

Ada sekitar 12,7 juta ton plastik yang masuk ke lautan setiap tahunnya. Sampah-sampah plastik ini tak hanya berpotensi membahayakan berbagai makhluk yang hidup di lautan.

Data dari organisasi Fauna and Flora International (FFI) mengungkapkan ada satu orang di negara berkembang yang meninggal setiap 30 detik akibat konsekuensi polusi dari penanganan sampah yang salah. Pada 2050, berat sampah-sampah plastik di lautan dinilai akan mengalahkan berat ikan-ikan yang ada di lautan.

Sebelum terlambat, ada beragam upaya pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah plastik. Beberapa di antaranya adalah menggunakan botol minum yang bisa digunakan berulang kali, menghindari penggunaan kantong plastik, mengganti sedotan plastik dengan sedotan yang lebih ramah lingkungan hingga berhenti menggunakan glitter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement