REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ribuan siswa Jabodetabek mengikuti seleksi masuk kelas khusus Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Ahad (19/5). Kepala Divisi Pendidikan, Ryky Tunggal Saputra Aji menegaskan kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan generasi yang unggul dan memiliki keterampilan berpikir nalar yang baik serta berakhlak mulia.
Ryky berharap pada prosesnya nanti, siswa/siswi kelas khusus ini dapat menjadi inspirasi yang membawa kemajuan bagi lingkungan sekitarnya dan mereka pun dapat menjadi bagian generasi penerus bangsa untuk menyongsong masa depan. KPM sebagai salah satu lembaga nirlaba yang bergerak dibidang pendidikan terus mencetak generasi berkualitas dengan cara menjaring bibit terbaik pelajar SD-SMP di wilayah Jabodetabek melalui program Seleksi Kelas Khusus.
Adapun untuk memastikan hasil seleksi yang berkualitas, KPM menyajikan tes Matematika, tes IPA dan Pengetahuan Agama Islam (bagi peserta muslim). Seluruh peserta harus menyelesaikan tes tersebut dalam waktu 90 menit.
Siswa Jabodetabek mengikuti seleksi masuk kelas khusus Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Ahad (19/5).
Hasil seleksi tahap pertama ini akan diumumkan pada tanggal 29 Mei 2019 di website www.kpmseikhlasnya.com. Pada prosesnya, peserta yang dinyatakan lolos ke tahap selanjutnya, akan mengikuti tes tahap dua yang akan digelar pada tanggal 23 Juni 2019.
Kegiatan yang mengusung bayaran seikhlasnya (sesuai kemampuan) rupanya disambut positif bagi kalangan insan pendidik. Hal ini karena dinilai dapat menjadi wadah belajar matematika dan IPA yang menyenangkan secara bersama-sama.
“Mengkaji ilmu Matematika Nalaria Realistik (MNR) adalah sebuah keniscayaan bagi siswa jika ingin meningkatkan kompetensi diri. Namun, tak banyak juga yang menganggap bahwa matematika merupakan mapel yang menakutkan. Semoga melalui program kelas khusus ini menjadi idola baru bagi siswa yang ingin belajar matematika dengan metode yang menyenangkan dan menantang,” ujar M. Anggi Maulana selaku guru SDI Al Azhar 27 Cibinong.
Cerita lain disampaikan salah satu pelajar SMPIT Nurul Fikri Bogor, Faiz Abyan Bintang. Ia mengaku momen seleksi kelas khusus ini merupakan kegiatan yang telah dinanti. Meskipun soal yang disajikan cukup menantang, tak membuat pelajar kelas 7 ini justru patah arang. Justru sebaliknya, Ia menikmati soal demi soal untuk diselesaikan dengan baik.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur karena bisa bertemu lagi dengan soal MNR. Soalnya pun unik dan menantang. Disamping itu, bagus juga untuk melatih kemampuan berpikir,” kata dia.