Selasa 21 May 2019 12:54 WIB

Pengguna Ponsel Huawei di Jakarta Khawatir

Pengguna ponsel Huawei khawatir tidak bisa menggunakan aplikasi Google.

Ponsel Huawei Mate20P menunjukkan chip prosesor buatan sendiri, Kirin, di sebuah toko elektronik di Beijing, Cina, Senin (20/5).
Foto: AP Photo/Andy Wong
Ponsel Huawei Mate20P menunjukkan chip prosesor buatan sendiri, Kirin, di sebuah toko elektronik di Beijing, Cina, Senin (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pengguna ponsel Huawei merasa khawatir ponselnya mengalami kendala meskipun Google sudah menjamin aplikasi tetap berjalan di ponsel Huawei yang sudah beredar.

"Agak khawatir karena sudah terbiasa pakai Huawei," kata Hermansyah, kepada Antara, Selasa (21/5).

Baca Juga

Hermansyah sudah menggunakan ponsel Huawei Nova 2i selama setahun. Dia berpendapat ponsel tersebut nyaman digunakan karena berlayar cukup besar. Hermansyah sedikit merasa lega begitu Google mengumumkan aplikasi Android di ponsel Huawei yang sudah beredar di pasar tetap dapat digunakan sehingga belum merencanakan mengganti ponselnya.

Namun, jika setelah kasus Huawei dan Google ponselnya mengalami kendala, dia akan membeli ponsel baru agar pekerjaannya tidak terganggu. Caecilia Mediana (28 tahun), pengguna ponsel Huawei P10, menyatakan dia tidak mengalami kendala apa pun sehari setelah Google menangguhkan kemitraan mereka dengan Huawei.

Sebelumnya, Mediana berencana mengganti ponsel ke model Huawei lainnya. Tapi setelah informasi Google-Huawei muncul, dia khawatir ponsel Huawei yang beredar mendatang tidak bisa menggunakan aplikasi Google.

"Khawatir mau upgrade ke ponsel Huawei terbaru atau bagaimana. Jadi mau tetap pakai Android atau tidak," kata Mediana.

Kekhawatiran keberlangsungan layanan dan aplikasi Google di ponsel juga dirasakan Kuncoro yang menggunakan Huawei P20 Pro. Kuncoro adalah penggemar ponsel Huawei dan sudah dua kali menggunakan ponsel asal Cina itu. Sebelumnya, dia memakai Huawei P10.

"Cemas, soalnya pengalaman pakai Huawei seri P bagus. Tapi ke depannya, (saya) jadi ragu mau beli," kata Kuncoro.

Kuncoro juga khawatir jika dia mengganti ponsel ke merek asal Cina lainnya, akan bernasib sama karena perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina masih berlanjut. Dalam waktu dekat dia berencana ingin mengganti ponsel. Kuncoro akan menjatuhkan pilihannya pada perangkat produksi Samsung.

"Sepertinya aman," kata dia mengemukakan alasannya.

Pemerintah AS memasukkan Huawei dan puluhan perusahaan lainnya ke dalam daftar hitam menyusul ketegangan perang dagang AS-Cina beberapa bulan ini. Menyikapi keputusan pemerintah AS, Google menangguhkan kerja sama dengan Huawei untuk perangkat keras dan mencabut lisensi Android Huawei.

Google juga disebut menghentikan akses Huawei ke Google Play Services dan Google Play Store. Tapi, Huawei disebut masih memiliki akses ke Android Open Source Project.

Google Android melalui cicitan di akun resmi @Android menyatakan layanan dan keamanan dari Google masih berfungsi di ponsel Huawei yang sudah berada di tangan konsumen. Huawei melalui keterangan resmi menyatakan akan terus memperbarui layanan dan keamanan untuk semua perangkat Huawei dan Honor yang ada, termasuk ponsel yang telah dijual dan stok secara global.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement