Senin 20 May 2019 19:02 WIB

Huawei Dilarang Gunakan Android Google, Apa Akibatnya?

Perangkat Huawei mendatang mungkin tidak lagi memiliki YouTube dan Maps.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Indira Rezkisari
Pengguna ponsel melewati iklan Huawei p30 di Beijing, China.
Foto: AP
Pengguna ponsel melewati iklan Huawei p30 di Beijing, China.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Huawei ke depannya tidak akan bisa melakukan pembaruan pada sistem operasi Android. Desain baru smartphone Huawei juga akan kehilangan akses ke beberapa aplikasi Google.

Langkah ini dilakukan setelah pemerintahan Trump menambahkan Huawei ke daftar perusahaan yang tidak dapat diperdagangkan dengan perusahaan Amerika. Kecuali jika mereka memiliki lisensi.

Baca Juga

Lalu apa dampaknya kepada produk Huawei? Huawei mengatakan akan terus memberikan pembaruan keamanan dan layanan purna jual untuk semua produk ponsel dan tablet Huawei dan Honor, yang mencakup produk-produk yang telah terjual atau masih ada di pasaran secara global.

"Kami akan terus membangun ekosistem perangkat lunak yang aman dan berkelanjutan, untuk memberikan pengalaman terbaik bagi semua pengguna secara global," kata Huawei dilansir di BBC, Senin (20/5).

Pengguna ponsel Huawei akan dapat memperbarui aplikasi perbaikan keamanan, serta memperbarui layanan Google Play. Tetapi ketika Google meluncurkan versi Android berikutnya akhir tahun ini, itu mungkin tidak tersedia pada perangkat Huawei.

Perangkat Huawei di masa mendatang mungkin tidak lagi memiliki aplikasi seperti YouTube dan Maps. Huawei masih dapat menggunakan versi sistem operasi Android yang tersedia melalui lisensi sumber terbuka.

"Langkah Google akan memiliki implikasi besar bagi bisnis konsumen Huawei," kata Ben Wood, dari konsultan CCS Insight.

Dalam jangka pendek, ini bisa sangat merugikan bagi Huawei di Barat. Pembeli tidak ingin ponsel Android yang tidak memiliki akses ke Google Play Store, asisten virtual atau pembaruan keamanan, dengan asumsi ini adalah salah satu layanan yang akan ditarik oleh Google.

Namun, dalam jangka panjang, ini mungkin memberi alasan bagi vendor ponsel secara serius untuk mempertimbangkan perlunya alternatif yang layak untuk sistem operasi Google. Terutama saat Google berusaha mendorong merek Pixel sendiri dengan biaya mereka.

Huawei tampaknya telah bersiap untuk kemungkinan terputusnya bisnis dengan Amerika. Ponselnya sudah ditenagai oleh prosesor miliknya sendiri.

Dan, awal tahun ini kepala perangkat konsumennya mengatakan bahwa Huawei telah menyiapkan sistem operasi kami sendiri. "Itu adalah rencana B kami," kata Richard Yu.

Meski begitu, langkah ini bisa memukul ambisi Huawei untuk menyalip Samsung dan menjadi merek ponsel terlaris pada tahun 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement