REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sejak berdiri di tahun 2001, Klinik Pendidikan MIPA (KPM) konsisten berkiprah dan berupaya memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan Indonesia melalui penyebarluasan Matematika Nalaria Realistik (MNR) dan Sistem Metode Seikhlasnya (SMS). Pelatihan MNR menjadi salah satu program yang dirancang KPM untuk membekali pemahaman ilmu secara utuh bagi siapa saja yang tertarik untuk mendalami sekaligus turut menyebarluaskan MNR dan SMS.
Agenda pelatihan MNR yang baru selesai digelar Selasa (7/5) hingga Jumat (10/5) dihadiri para peserta dari Bogor, Jakarta, Bekasi, Cikarang, Lamongan, Surabaya, Gresik, dan Palembang. Kegiatan pelatihan berlangsung selama empat hari di ruko Laladon Ciomas, Kabupaten Bogor.
Kepala Divisi Pelatihan KPM Ryky Tunggal Saputra Aji mengatakan pelatihan MNR diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan Indonesia dengan cara menyebarluaskan MNR dan SMS, serta membekali ilmu cara berpikir suprarasional kepada para peserta pelatihan. "Semangat yang terbangun pada diri para peserta adalah semangat untuk menimba ilmu dan menyebarkan kembali ilmu yang didapatkan kepada pihak lain agar berlimpah manfaat,” ujarnya seperti dalam siaran pers.
Menariknya, para peserta yang mengikuti pelatihan MNR memiliki latar belakang profesi yang beragam seperti guru, dosen, mahasiswa, karyawan swasta, bahkan ibu rumah tangga yang memiliki ketertarikan pada konsep MNR dan SMS.
Salah satunya Suryani, guru SDIT Al Muhajirin Gunung Putri Bogor itu menceritakan bahwa dirinya sudah memiliki buku-buku MNR jauh sebelum mengikuti pelatihan MNR. Dari proses membaca buku MNR, dirinya penasaran untuk lebih mendalami MNR. Hal lain yang membuatnya makin penasaran, KPM menerapkan SMS ketika menyelenggarakan pembelajaran MNR.
“Sistem seikhlasnya itu tak masuk akal. Namun faktanya, KPM tetap bisa berjalan dengan SMS. Saya termotivasi ikut pelatihan untuk memahami MNR dan SMS secara utuh,” ujarnya.
Suryani merasa sangat senang dengan kemasan pelatihan yang mengombinasikan berbagai aktivitas untuk membahas teori, praktik dan simulasi, eksplorasi matematika, serta kegiatan kunjungan ke kampung matematika dan toko jarang untung. “Selepas ikut pelatihan ini, saya akan membagikan ilmu dengan membuka Rumah Pendidikan MIPA (RPM).” tegasnya.
Begitu pula halnya yang dirasakan Sarah Mustari ihwal acara pelatihan MNR. Dari acara ini, ia mengaku bisa saling bertukar pikiran dan pengalaman dengan sesama peserta yang datang dari berbagai daerah dan latar belakang profesi berbeda.
"Sungguh pelatihan ini memberikan inspirasi untuk melakukan pembelajaran matematika yang mampu mengasah nalar anak-anak. Saya senang karena bisa menambah wawasan dan menambah teman,” kata guru SDIT Insan Kamil Cikarang ini.
Sebagai bukti komitmen untuk turut menyebarluaskan MNR dan SMS, sekolahnya berencana akan membuka program Klub Matematika Seikhlasnya (KMS) lewat sinergi yang dijalin bersama KPM.