Selasa 14 May 2019 13:14 WIB

Whatsapp Ungkap Dibajak oleh Spyware Buatan Israel

Spyware ditemukan ketika tim Whatsapp melakukan peningkatan keamanan panggilan suara

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Aplikasi Whatsapp (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Aplikasi Whatsapp (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Spyware yang dibuat oleh pelaku serangan siber canggih telah menginfeksi beberapa ponsel yang ditargetkan melalui program komunikasi Whatsapp tanpa campur tangan pengguna melalui panggilan suara dalam aplikasi. The Financial Times mengidentifikasi bahwa pelakunya adalah Kelompok NSO Israel, yang tidak dibantah oleh Whatsapp.

"Kami tentu saja tidak menyangkal salah satu dari liputan yang Anda lihat," kata juru bicara Whatsapp dilansir di Time, Selasa (14/5).

Baca Juga

"Malware itu mampu menembus ponsel melalui panggilan tak terjawab sendiri melalui fungsi panggilan suara aplikasi," jelas juru bicara Whatsapp Senin (13/5) malam.

Menurut Whatsapp, jumlah orang yang tidak diketahui terinfeksi dengan malware, yang menurut perusahaan ditemukan pada awal Mei.

Juru bicara Whatsapp mengatakan serangan itu memiliki semua ciri khas perusahaan swasta yang telah diketahui bekerja dengan pemerintah untuk memberikan spyware yang memiliki kemampuan untuk mengambilalih sistem operasi ponsel.

Whatsapp, yang memiliki lebih dari 1,5 miliar pengguna, segera menghubungi Citizen Lab dan kelompok-kelompok hak asasi manusia. Mereka dengan cepat memperbaiki masalah ini dan mendorong perbaikan.

Pihak Whatsapp juga mengatakan telah memberikan informasi kepada pejabat penegak hukum AS untuk membantu penyelidikan mereka.

Spyware itu ditemukan ketika tim Whatsapp melakukan beberapa peningkatan keamanan tambahan untuk panggilan suara, dan para engineer menemukan bahwa orang yang ditargetkan untuk infeksi mungkin mendapatkan satu atau dua panggilan dari nomor yang tidak mereka kenal. Dalam proses menelepon, kode ini dikirimkan.

"Kami sangat prihatin dengan penyalahgunaan kapabilitas semacam itu," kata Whatsapp.

John Scott-Railton, seorang peneliti dengan pengawas internet Citizen Lab, menyebut peretasan itu kerentanan yang sangat menakutkan. "Tidak ada yang bisa dilakukan pengguna di sini, kecuali tidak memiliki aplikasi," kata Scott-Railton.

Pengungkapan ini menambah pertanyaan tentang jangkauan spyware kuat perusahaan Israel, yang dapat membajak smartphone, mengontrol kamera mereka dan secara efektif mengubahnya menjadi perangkat pengawasan berukuran saku.

Spyware NSO telah berulang kali ditemukan digunakan untuk meretas wartawan, pengacara, pembela hak asasi manusia dan oposisi kebijakan. Yang paling menonjol, spyware itu terlibat dalam pembunuhan mengerikan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, yang tubuhnya dimutilasi di konsulat Saudi di Istanbul tahun lalu dan tubuhnya belum pernah ditemukan.

Beberapa dugaan target spyware, termasuk teman dekat Khashoggi dan beberapa tokoh masyarakat sipil Meksiko, saat ini menuntut NSO di pengadilan Israel atas peretasan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement