REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta memperkenalkan aplikasi Batik Analyzer kepada para pengunjung pameran Gelar Batik Nusantara (GBN) 2019. Aplikasi ini berguna untuk membedakan kain batik asli, yakni batik tulis, batik cap atau kombinasi, dengan tiruan batik.
"Inovasi ini berawal dari kesulitan masyarakat membedakan kain batik dan tiruan yang beredar di pasaran, khususnya membanjirnya produk impor tiruan batik dengan harga yang sangat murah," kata Kepala BBKB Titik Purwati Widowati lewat keterangan pers, Sabtu (11/5).
Menurut Titik, masyarakat industri batik yang didominasi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) juga dituntut untuk mampu kompetitif di tengah tantangan global era industri 4.0. Aplikasi dengan basis Android dan iOS tersebut menggunakan teknologi artificial intelligence(AI) yang sesuai dengan implementasi industri 4.0.
"Saat ini, aplikasi Batik Analyzer baru tersedia dalam versi Beta 1.0 dengan akurasi outputdua kategori (batik dan tiruan) di 75 persen, dan akan terus dikembangkan hingga mencapai angka 95 persen," kata dia.
Sebelumnya, Aplikasi Batik Analyzer telah diperkenalkan pada acara Indonesia Industrial Summit 2019. Aplikasi ini diharapkan menjadi solusi untuk perlindungan industri batik nasional dalam menyongsong era industri 4.0.