Sabtu 04 May 2019 16:45 WIB

Jejak Manusia Paling Awal di AS Ditemukan di Chile

Jejak kaki berasal dari 15,600 tahun lalu.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Dwi Murdaningsih
Jejak manusia purba
Foto: news.discovery.com
Jejak manusia purba

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jejak manusia paling awal yang menginjakkan kaki pertama di Amerika Serikat (AS) ditemukan di Chile. Para ilmuwan Chile mengatakan mereka telah menemukan jejak kaki yang berasal dari setidaknya 15.600 tahun yang lalu, sebagai tanda awal keberadaan manusia di AS.

Jejak itu ditemukan di penggalian Pilauco di kota Osorno 500 mil (820 kilometer) Selatan Santiago. Tempat itu merupakan tempat para ilmuwan yang telah melakukan penggalian sejak 2007.

Baca Juga

Ahli Paleontologi, Karen Moreno dan Ahli geologi Mario Pino dari Austral University of Chile yang merupakan peneliti utama Studi itu mengatakan butuh waktu bertahun-tahun untuk memverifikasi jejak itu adalah manusia. Mereka menguji enam sisa organik yang ditemukan di lapisan itu untuk memastikan dan menentukan jejak itu dibuat oleh orang dewasa dengan bertelanjang kaki.

Penelitian diuji melalui sedimen yang sama untuk melihat jenis trek yang tertinggal. Para ahli itu mengungkapkan manusia purba diperkirakan memiliki berat sekitar 70 kilogram dan tanahnya cukup basah dan lengket ketika jejak kaki dibuat.

Jejak kaki diklasifikasikan sebagai jenis yang disebut Hominipes modernus, sebuah jejak kaki yang biasanya dibuat oleh Homo sapiens. ""Ada jejak kaki manusia lainnya di Amerika," kata Pino dikutip dari surat kabar Osorno Austral Osorno beberapa waktu lalu.

Sementara, laman Live Science, Rabu (1/5), Asisten Profesor Biologi di Chatham University di Pittsburgh, Pennsylvania, Kevin Hatala, yang tidak terlibat dengan penelitian menyatakan penemenuan itu sebagai bukti fosil jejak manusia pertama yang menginjakan kaki di Amerika Serikat. "Studi ini menambah bukti fosil dan arkeologis yang menunjukkan bahwa manusia tersebar di seluruh Amerika lebih awal dari yang diperkirakan banyak orang," kata Kevin Hatala.

Hatala menjelaskan, temuan itu muncul setahun setelah penemuan jejak kaki manusia tertua di Amerika Utara yang diperkirakan berasal dari 13.000 tahun. "Akan menyenangkan untuk memiliki lebih banyak data dari situs di Chili. Lebih banyak jejak kaki, lebih banyak artefak, lebih banyak bahan kerangka dan sebagainya," kata Hatala.

Namun, Hatala mengatakan, untuk meneliti fosil dan catatan arkeologis tidak semudah yang diharapkan. "Satu jejak kaki manusia untuk dikerjakan, penulis perlu mengambil informasi sebanyak mungkin," kata dia.

Jejak kaki itu, kini disimpan dalam kotak kaca dan ditempatkan di Museum Pleistocene yang baru didirikan di kota Osorno, Chile. Hasil dari temuan penelitian itu, akan diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal ilmiah pada 24 April 2019 di PLOS One.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement