REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Penelitian Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan bio-oil untuk alternatif bahan bakar dan bioplastik sebagai kantong ramah lingkungan. Kedua inovasi tersebut dibuat dari limbah padat pelepah tandan kosong kelapa sawit.
Riset-riset pemanfaatan sumber daya alam untuk pengembangan energi berbasis sumber daya alam ini LIPI lakukan melihat dari kondisi manusia yang menghadapi masalah lingkungan yang serius, seperti perubahan iklim global, kelangkaan air, ledakan penduduk, menipisnya sumber daya alam, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi.
"Tandan kosong kelapa sawit bisa diproses untuk mendapatkan bio-oil di atas 60 persen dan berpotensi sebagai bahan bakar kimia cair," kata Plt Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI Raden Arthur Ario Lelono dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa (30/4). Pemrosesannya, kata Arthur, menggunakan mekanisme termal katalitik .
Bio-oil membantu industri pengolahan kelapa sawit untuk pengolahan limbah tandan kosong juga membantu penyediaan energi alternatif dari limbah biomassa tandan kosong kelapa sawit sebagai energi terbarukan. Selain itu Puslit Kimia LIPI juga memanfaatkan limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi bioplastik.
"Tandan kosong kelapa sawit mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin," kata Arthur.
Menurut Arthur, bioplastik berbasis limbah kelapa sawit ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai pengganti plastik konvensional. Karena bioplastik memiliki sifat tahan terhadap air dan kelembaban.