Ahad 28 Apr 2019 20:21 WIB

Dari Mana Asal Orang Eropa?

Orang Eropa disebut kemungkinan berasal dari kawasan Anatolia.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Reiny Dwinanda
Sel DNA manusia. Peneliti menemukan bahwa data genom, baik dari wilayah Marmara dan Anatolia Tengah, memiliki kesamaan genetik dengan populasi neolitik Eropa tengah.
Foto: www.bbc.co.uk
Sel DNA manusia. Peneliti menemukan bahwa data genom, baik dari wilayah Marmara dan Anatolia Tengah, memiliki kesamaan genetik dengan populasi neolitik Eropa tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sebuah penelitian yang dilakukan Pusat Ilmu Pengetahuan Nasional Polandia mengungkapkan adanya kemungkinan orang-orang Eropa berasal dari kawasan Anatolia-- disebut juga Latin Asia Minor, yakni di Asia Barat Daya-- saat masa neolitik atau zaman batu muda. Kesimpulan itu ditarik berdasarkan sampel yang ditemukan pada benda-benda kuno di kedua wilayah yang memiliki kesamaan genetik.

Menurut penelitian tersebut, terdapat genom mitokondria kuno yang mengungkapkan adanya kekerabatan maternal di pemakaman Catalhoyuk, Konya, Turki dengan genetik orang Eropa. Penelitian itu telah diterbitkan dalam jurnal Gen pada Januari lalu yang menyebut kemungkinan orang-orang Eropa pada era neolitik berasal dari pemukiman terkenal di Turki, yakni Catalhoyuk di Provinsi Konya.

Melalui sampel DNA yang diambil dari benda-benda purba yang ditemukan di Catalhoyuk, peneliti menemukan bahwa data genom, baik dari wilayah Marmara dan Anatolia Tengah, memiliki kesamaan genetik dengan populasi neolitik Eropa tengah. Hasil studi itu pun mendukung rute terestrial penyebaran orang era neolitik naik dari dalam maupun di luar Anatolia. 

Menurut arkeolog Universitas Istanbul, Profesor Omar Erbil, yang sebelumnya juga telah mengkalim bawa orang-orang Eropa berasal dari Catalhoyuk, mengatakan bahwa hasil penelitian itu justru menunjukan klaimnya yang berbasis arkeologi didukung oleh sains.

“Kami sampai pada kesimpulan ini dengan temuan arkeologis sebelumnya. Apa yang kami klaim bukan omong kosong, itu didukung oleh fakta ilmiah. Tes DNA membuktikan temuan arkeologis. Gelombang migrasi dimulai pada 7400 SM dan berlanjut selama ribuan tahun,” kata Erbil seperti dilansir Daily Sabah pada Jum'at (26/4).

Sebagai salah satu pusat kota pertama di dunia yang berasal 9.000 tahun lalu, Catalhoyuk termasuk dalam daftar warisan dunia UNESCO pada 2012. Sejak 1993, proyek penelitian Catalhoyuk telah merekrut kelompok spesialis internasional untuk merintis metode arkeologis, konservasi, dan kuratorial baru di dalam dan di luar lokasi. Proyek itu pun berujuan mengembangkan pemahaman tentang kehidupan manusia di masa lalu.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement