REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perkembangan menarik muncul bagi dunia luar angkasa. Kini perkembangan menarik yang dinanti-nanti sejak lama tentang lubang hitam mulai muncul. Para ilmuwan dari Event Horizon Telescope (EHT) Collaboration akan menghadirkan hasil terobosan dari proyeknya pada 10 April.
Konferensi pers secara langsung disiarkan ke seluruh dunia dalam berbagai bahasa. "Pernakah kamu mendengar ada sesuatu yang terjadi pada 10 April? Ini bukan lelucon!" cicit EHT Collaboration.
Kolaborasi yang disebut EHT merupakan kelompok jaringan global teleskop yang berusaha menangkap foto pertama dari sebuah lubang hitam. Target pertama adalah Sagitarius A, situs lubang hitam supermasif berjarak 26 ribu tahun cahaya dari bumi. Kemudian, yang kedua adalah lubang hitam di pusat galaksi yang dikenal sebagai M87.
Menurut NASA, lubang hitam terdiri dari sejumlah besar materi yang dipersempit ke area kecil. Lubang hitam menciptakan medan gravitasi besar yang menarik segala sesuatu di sekitarnya, termasuk cahaya.
European Southern Observatory (bagian dari EHT) mengatakan, dalam upaya menangkap gambar lubang hitam, para ilmuwan menggabungkan kekuatan delapan teleskop radio di seluruh dunia menggunakan Very-Long-Baseline-Interferometry. Hal ini secara efektif menciptakan teleskop virtual di sekitar ukuran yang sama dengan bumi itu sendiri.
Lubang hitam raksasa mungkin mengintai di lebih banyak jantung galaksi daripada yang selama ini kita perkirakan.
Profesor astronomi dan ahli lubang hitam di Cornell University, Dong Lai percaya tim EHT bersiap untuk sebuah pengumuman besar. "Tebakan saya adalah EHT akan menghasilkan gambar lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti dan juga gambar satu di pusat galaksi terdekat M87," kata Lai, yang tidak terlibat dalam proyek EHT, dalam siaran pers seperti dikutip CNN, Rabu (10/4).
"Lebih tepatnya, ini adalah gambar dari gas panas yang memancar yang mengorbit sangat dekat dengan lubang hitam. Gravitasi yang kuat dari lubang hitam menciptakan bayangan gelap dengan bentuk yang berbeda di mana tidak ada cahaya yang bisa dilihat," ujar Lai.
Seperti yang dijelaskan Lai, sulit melihat bayangan lubang hitam dengan jelas, sebab setiap gambar dikaburkan oleh gas antarbintang yang menghadirkan tantangan rumit bagi tim EHT. Keberadaan lubang hitam diterima secara universal di antara para astronom saat ini.
Pada Juni 2018, para peneliti di Australian National University menemukan lubang hitam yang tumbuh paling cepat yang pernah terlihat di alam semesta. Lubang hitam supermasif, yang dikenal sebagai quasar, tumbuh sangat cepat sehingga dapat melahap seukuran matahari setiap dua hari.
Pada Januari 2019, para ilmuwan melihat lubang hitam tertua di alam semesta untuk pertama kalinya. Lebih dari 13 miliar tahun setelah mereka terbentuk, cahaya yang dilepaskan untuk menciptakan lubang hitam besar yang jauh ini sekarang mencapai teleskop kita.