Kamis 04 Apr 2019 09:55 WIB

LIPI Kembangkan Energi Biopellet

LIPI berupaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keunggulan biopellet.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Gita Amanda
LIPI
LIPI

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan temu bisnis “Pemanfaatan Teknologi dan Pengembangan Industri Biopellet Untuk Masyarakat”. LIPI berupaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat dan keunggulan biopellet serta membuka peluang kerja sama pengembangan dengan industri terkait.

Kegiatan temu bisnis tersebut dilaksanakan, pada Kamis, (4/4), di Cibinong, Kabupaten Bogor. Ini merupakan program kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), Japan Science and Technology Agency dan Kyoto University, Jepang.

Baca Juga

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati, mengatakan perkembangan industri biopellet di era global mengalami peningkatan selama 10 tahun terakhir. Menurutnya, ketersediaan dan penggunaan bahan bakar nonmigas yang selalu berkurang dan tidak ramah lingkungan menjadi faktor utama dalam pengembangan biopellet bagi produsen mesin pellet.

Ia menambahkan, pengembangan industr biopellet belum seperti di luar negeri. Di dalam negeri, para stakeholdera belum bersinergi dengan optimal dalam mendukung perkembangan industri biopellet.

“Selain itu, dukungan pemerintah dalam bentuk regulasinya juga akan berperan penting,” ujar Enny dalam pernyataan rilisnya.

Sementara itu, Plt Kepala Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI, Yan Rianto, menuturkan kelebihan biopellet dari briket adalah memiliki nilai kalori dari proses pembakaran yang lebih tinggi. Ia menambahkan, nilai kalori yang dihasilkan biopellet bisa mencapai 4.000-5.000 Kilokalori per gram atau setara dengan batu bara muda dengan kualitas rendah. Menurutnya, biopellet mempunyai densitas dan keseragaman ukuran yang lebih baik daripada biobriket.

Selain itu, Plt Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Bogor LIPI, R Hendrian, mengungkapkan sejak dulu masyarakat Indonesia sebenarnya sudah menggunakan limbah biomassa sebagai alternatif bahan bakar. Ia mencontohkan beberapa bentuk biomassa potensial untuk dijadikan biopellet, yaitu limbah pertanian seperti Kelapa sawit, penggilingan padi dan juga kakao.

Dalam kegiatan tersebut, berbagai perwakilan dari JICA, Kyoto University, LIPI, Kementerian ESDM RI, Pemda, Perguruan Tinggi serta UMKM direncanakan akan menjadi Pembicara dan peserta. Selain itu, industri terkait yang direncanakan akan hadir adalah, Nippon Steel & Sumikin engineering Co Ltd, PT PLN, PT Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa Bali dan PT Sorgum Nusantara Sejahtera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement