Kamis 04 Apr 2019 09:21 WIB

Google Glass Bantu Anak Autis Baca Ekspresi Wajah

Google Glass membantu kesulitan anak membaca ekspresi wajah dan interaksi sosial

Google Glass
Foto: reuters
Google Glass

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak dengan autisme cenderung mengalami kesulitan untuk membaca ekspresi wajah dan menavigasi interaksi sosial. Google Glass mungkin dapat menjadi solusi bagi anak-anak dengan autisme untuk mengatasi masalah tersebut.

Hal ini terungkap dalam sebuah percobaan kecil yang melibatkan 71 anak-anak berusia 6-12 tahun. Anak-anak ini mengidap autisme dan telah menerima terapi standar untuk autisme yaitu terapi perilaku.

Baca Juga

Dalam percobaan ini, sebanyak 40 anak yang dipilih secara acak diminta untuk menggunakan Google Glass yang sudah terhubung dengan aplikasi pada ponsel pintar yang dapat mengenali wajah. Sistem ini dikenal sebagai Superpower Glass.

Superpower Glass yang digunakan anak-anak tersebut merupakan kacamata yang dilengkapi dengan kamera dan speaker. Kacamata canggih ini berfungsi untuk mengirimkan informasi mengenai apa yang dilihat dan didengar oleh anak-anak ke sebuah aplikasi ponsel pintar. Aplikasi ini didesain untuk membantu anak-anak dengan autisme membaca dan merespon interaksi sosial.

Anak-anak dengan autisme memang dapat mengalami kesulitan untuk mengenali dan merespons emosi. Dalam kebingungan dan kesulitan inilah, aplikasi akan memberikan masukan secara real time agar kemampuan anak untuk mengenali dan merespon menjadi lebih baik.

Selama percobaan, 40 anak diminta untuk menggunakan Superpower Glass selama 20 menit sebanyak empat kali per pekan. Kebiasaan ini berlangsung selama enam pekan.

Hasil percobaan menunjukkan anak-anak yang mendapat kesempatan untuk memakai Superpower Glass meraih skor yang lebih baik dalam tes sosialisasi, komunikasi, dan perilaku. Mereka lebih baik  dibandingkan 31 anak lain yang hanya menerima terapi standar untuk autisme.

"(Dengan Superpower Glass) anak-anak belajar untuk mencari interaksi sosial, belajar bahwa wajah-wajah itu menarik, dan bahwa mereka dapat mempelajari apa yang lawan bicara katakan atau apa yang ditunjukkan oleh wajah lawan bicara," ungkap peneliti senior dari Stanford University Dennis Wall seperti dilansir Reuters baru-baru ini.

Superpower Glass dirancang untuk mengatasi masalah-masalah umum yang dihadapi oleh anak dengan autisme. Masalah ini meliputi bagaimana anak-anak bisa memahami tanda-tanda sosial dan menggunakan pengalaman di masa lalu untuk belajar bagaimana memberi respon terhadap berbagai situasi.

Kacamata canggih ini berperan sebagai pemberi pesan dan interpreter. Sedangkan aplikasi ponsel pintar yang digunakan bergantung pada teknologi keceerdasan buatan untuk memberi masukan secara real time. Dengan begitu anak-anak dengan autisme bisa terbantu untuk mengenali wajah dan emosi.

Sebuah cahaya hijau akan terpancar ketika anak memandang wajah seseorang. Setelah itu, aplikasi akan menggunakan karakter emoji untuk memberitahu si anak mengenai emosi apa yang ada di depan mereka, apakah itu ekspresi senang, marah, takut atau terkejut.

"Ekspresi wajah itu rumit, dinamis, dan unik. Emoji jauh lebih sederhana, stimulus statis," ungkap Direktur Duke Center for Autism and Brain Development Geraldine Dawson.

Semua interaksi yang dilakukan oleh anak juga dapat dipantau oleh orang tua melalui aplikasi. Orang tua nantinya dapat memberitahu anak mereka mengenai seberapa baik pencapaian yang sudah mereka raih dalam mengenali dan merespons emosi.

Seperti diketahui, Google Glass telah menjadi isu yang kontroversial karena menyinggung masalah kerahasiaan pribadi. Karena itu, pada percobaan ini anak-anak hanya menggunakan Superpower Glass di rumah saat bersama teman dekat dan anggota keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement