REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ujian Nasional untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan segera dilangsungkan. Ujian Nasional untuk SMA/MA/SMK berlangsung dari tanggal 25 Maret hingga 28 Maret 2018. Hal ini tentunya menjadi perhatian orangtua murid.
Teguh Agus Imam Hidayat selaku pengajar dari Klinik MIPA Bogor mengatakan bahwa orangtua semestinya memberikan pendampingan khusus bagi anak-anaknya yang akan menghadapi ujian nasional. "Orangtua bisa mendampingi anak secara terus menerus selama proses belajar untuk persiapan ujian ini," katanya, Sabtu (23/3).
Teguh menyarankan kepada orangtua agar jangan membebani anak dengan berbagai macam kursus. "Kursus yang terlalu banyak akan membuat anak jenuh dan akhirnya malah tidak memberikan apa-apa bagi anak," katanya.
Menurutnya akan lebih baik apabila siswa mengikuti satu kursus saja tetapi intens sehingga hasil belajar lebih maksimal. Dalam menjalani ujian nasional, Teguh juga menyarankan siswa untuk tidak belajar dengan sistem kebut semalam (SKS). Teguh menilai akan lebih baik apabila siswa melakukan belajar yang rutin, terjadwal dan konsisten.
"Yang terpenting adalah terus berlatih soal-soal dan berupaya belajar di waktu-waktu yang teratur. Kuncinya pada konsistensi belajar," katanya.
Teguh menambahkan bahwa tidak ada suatu hasil baik yang dapat diraih dalam waktu singkat. "Yang namanya sukses butuh waktu," tegas Teguh.
Agar dapat sukses pada ujian nasional, Teguh juga menyarankan kepada orangtua untuk membimbing anak dalam belajar. "Mulai dari soal yang mudah terlebih dahulu baru ke soal yang sulit," kata Teguh.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan bahwa orangtua dapat mendampingi anak tidak hanya dalam hal belajar tetapi juga dalam faktor religius. Orangtua bisa mendampingi anak dalam berdoa.