Selasa 19 Mar 2019 13:29 WIB

Jalankan Startup Tak Sekadar Bisnis Meraih Profit

Startup juga harus menyelesaikan permasalahan masyarakat

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Christiyaningsih
bisnis digital/Ilustrasi
Foto: http://fathconsulting.co.id
bisnis digital/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Bisnis rintisan digital (startup) menjadi fenomena yang menyebar secara masif di berbagai negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Berdasarkan Startup Ranking, Indonesia berada di posisi keempat dengan jumlah startup mencapai 2.079.

Startup memang menjadi daya tarik sendiri khususnya generasi muda yang ingin berkontribusi dalam hal ini. Oleh sebab itu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar seminar dengan tema Technopreneur : Why Should You Do Startup Right Away, Senin (18/3).

Business and Partnership Director di Amikon Business Park, Donni Prabowo, mengatakan startup bukan hanya sekadar bisnis yang menjadikan profit sebagai tujuan utama. Namun, aspek yang paling penting dalam memulai startup yakni menentukan tujuan.

Menurutnya, startup juga merupakan sebuah usaha untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat. Di Indonesia, tentunya ini peluang besar dengan banyaknya masalah yang harus diselesaikan.

"Awali dengan berempati dengan masalah tersebut dan cobalah untuk mendefinisikannya dengan sejelas mungkin. Mulai dari akar masalah hingga solusi awal yang anda miliki," kata Donni.

Ketika masalah telah teridentifikasi dengan jelas maka dapat dilanjutkan merumuskan ide startup. Setelah itu, berlanjut dengan memproduksi purwarupa (prototype) yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Ia menjelaskan, purwarupa yang diciptakan pasti melalui trial and error serta respons dari kostumer. Hal ini merupakan masukan yang didapat dari percobaan tersebut.

Nantinya, masukan ini menjadi bahan untuk melakukan perbaikan dan inovasi. "Intinya jangan berasumsi, selalu lakukan validasi baik dari masalah pasar, produk, bahkan kemauan untuk membayar produk yang kita hasilkan," ujarnya.

Founder dan CEO Ichibot, Fahrudin Hasan, mengatakan startup yang ia kembangkan memproduksi mainan untuk anak muda. Ide startup berawal dari perhatiannya terhadap perkembangan teknologi yang mana industri mainan juga menyasar anak muda.

Ia melihat banyak permainan yang hanya sedikit menggunakan fungsi motorik tubuh dan hanya menghabiskan waktu dengan gerakan pasif. Misalnya pada berbagai produk gim daring yang ada di ponsel pintar.

Melihat hal itu, Fahrudin ingin membuat mainan di mana penggunanya lebih aktif bergerak. Selain itu pengguna dapat mengembangkan kreativitas di saat yang bersamaan. "Dari sini kemudian Ichibot lahir," jelasnya.

Produk yang ia kembangkan merupakan line tracer robot yang dapat dimodifikasi dengan bebas oleh pengguna. Di samping mengharuskan untuk bergerak lebih, mainan ini juga dapat meningkatkan psikomotorik otak.

Seminar ini diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMY yang bekerja sama dengan Tebar Bisa Foundation (TBF) yang disponsori oleh Ben-Q. Pada acara ini juga dilaksanakan peluncuran Start Up Run UMY yang dinaungi olah Student Enterpreneurship and Business Incubator (SEBI) UMY.

Start Up Run UMY merupakan inkubasi bisnis mahasiswa UMY yang berbasis IT. Melalui ajang ini, diharapkan technopreneur di UMY dapat berkembang dengan pesat dan mampu menaungi ide serta kreativitas mahasiswa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement