REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Zakarija Achmat mengaku, dunia media sosial (medsos) tidak bisa dipisahkan dengan dunia kerja. Dengan kata lain, banyak perusahaan saat ini yang berusaha menganalisis medsos calon pekerjanya sebagai salah satu penilaian untuk menerimanya atau tidak.
"Memisahkan medsos dari dunia kerja itu enggak gampang, pasti menunjukkan sebagai pribadi, muncul tanpa disadari kalau itu dirinya. Dalam cara menggunakan pilihan tata kata (dalam medsos) juga bisa dinilai (karakter pengguna) akhirnya," kata Zakarija saat dihubungi Republika, Kamis (7/3).
Pada umumnya, Zakarija berpendapat, tidak ada perusahaan yang mengharapkan karyawannya menggunakan medsos dengan tipe tertentu. Namun secara khusus, ia melanjutkan, adapula perusahaan yang melakukan cara sebaliknya. Medsos dianggap hal penting dalam dunia kerja suatu perusahaan.
"Misalnya posisi yang berhubungan dengan marketing atau penjualan, medsos akan banyak membantu. Atau orang yang di Public Relation, medsos menjadi salah satu cara menginformasikan tentang perusahaan dan pekerjaannya ke orang lain," jelas Zakarija.
Meski saat ini bebas menggunakan medsos, Zakarija menyarankan, pengguna lebih mengendalikan diri. Pasalnya, tidak semua informasi boleh disampaikan kepada khalayak. Hal-hal seperti ini bisa menjadi salah satu penilaian penting perusahaan dalam merekrut pegawai.