REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pengetahuan sains adalah pengetahuan yang bersifat rasional empiris. Proses pembelajaran sains yang hanya mengedepankan komunikasi satu arah dan tanpa melakukan eksperimen akan mereduksi makna pembelajaran sains. Klinik Pendidikan MIPA (KPM) melalui pelatihan Sains Nalaria Realistik (SNR) mencoba membangun paradigma guru tentang esensi pembelajaran sains yang bermakna dan mengasah kecakapan bernalar anak.
Kepala Litbang IPA KPM, Ina Ana Khoeriah, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan SNR bertujuan untuk mengubah paradigma guru tentang sulitnya memecahkan soal-soal berpikir tingkat tinggi seperti Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam pelajaran sains. Dengan pendekatan SNR yang dikembangkan KPM, hal ini bukan saja akan mempemudah anak-anak untuk mempelajari konsep sains, tetapi juga mampu melatih keterampilan bernalar anak.
“Harapannya, setelah mengikuti pelatihan SNR ini, para guru bisa membantu para siswanya melatih kemampuan bernalar, siswa makin mudah memahami materi sains, siswa terampil melakukan praktikum sains, dan siswa mampu mengikuti kompetisi-kompetisi sains di level nasional maupun internasional.” ujar Deputy Leader tim KPM – Indonesia di ajang International Mathematics Science Olympiad 2018 di Zhejiang, Cina.
Literasi sains merupakan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta dan data untuk memahami alam semesta dan membuat keputusan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia (OECD, 2003).
Untuk bisa mewujudkan tingkat kecakapan literasi sains, KPM mengembangkan pendekatan SNR dengan tahapan pembelajaran yang bertahap dimulai dari peta konsep, pemberian masalah nyata, penalaran dan komunikasi, serta pemecahan masalah.
Selain itu, proses pembelajaran dalam pendekatan SNR pun berfokus mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berkomunikasi, keterampilan berkolaborasi, dan kemampuan pemecahan masalah anak-anak.
KPM lewat pelatihan SNR berupaya membekali para guru untuk bisa menerapkan dan menyebarluaskan konsep SNR di ruang-ruang kelas mereka. Jika ini terjadi, itu artinya KPM turut memberikan kontribusi terhadap pengembangan literasi sains di dunia pendidikan.
Kontribusi itu bisa dilihat saat para guru alumnus pelatihan SNR mampu membuat para siswanya menghasilkan produk, berproses, dan berpikir ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan persoalan sains.