Jumat 15 Feb 2019 12:03 WIB

Saluran Reproduksi 'Didesain' untuk Hentikan Sperma Lemah

Studi memperlihatkan hanya sperma terkuat yang bisa melewati striktur

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sel sperma/ilustrasi
Foto: emirates247.com
Sel sperma/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Para ilmuwan telah menemukan bukti saluran reproduksi wanita dibentuk sedemikian rupa sehingga menghentikan sperma yang lemah untuk mencapai tujuan mereka. Para peneliti menggunakan model skala kecil dan simulasi komputer untuk menunjukkan titik jepit seperti gerbang di sepanjang jalur sperma.

Tes dengan sperma dari laki-laki dan sapi jantan mengungkapkan sperma terkuat kemungkinan besar berhasil melewati titik-titik ketat yang dikenal sebagai striktur. Sementara sperma yang lebih lama terperangkap dalam arus datang yang mendorong mereka mundur ketika terlalu dekat.

Baca Juga

Seorang ahli kimia dan penulis utama pada studi di Cornell University New York Alireze Abbaspourrad mengatakan efek keseluruhan dari penyempitan ini adalah untuk mencegah sperma lembah dan memilih sperma dengan motilitas tertinggi. Pada manusia dan mamalia lain, perlombaan dimulai dengan lonjakan lebih dari 60 juta sperma.

Masing-masing berniat menyatu dengan sel telur. Tetapi bagi sperma untuk memiliki kesempatan, ia harus mengalahkan semua saingan dan menanggung bahaya dari asam hingga serangan kekebalan tubuh.

Keterampilan berenang sperma telah dipelajari sebelumnya, tetapi para ilmuwan di Cornell melihat secara khusus bagaimana sperma mencapai bagian sempit di saluran reproduksi wanita. Saluran tersebut seperti lubang kecil dari rahim ke saluran tuba.

Ini menimbulkan tantang tertentu sebab sperma berenang di hulu. Berarti sperma harus berjuang melalui cairan yang mengalir ke arah mereka.

“Jika Anda melihat anatomi sistem reproduksi pada mamalia, Anda dapat melihat dimensi kanal yang mengarah ke telur tidak konstan,” kata Abbaspourrad, seperti yang dilansir dari The Guardian, Jumat (15/2).

“Pada beberapa titik itu sangat sempit sehingga hanya beberapa sperma yang bisa lewat sementara yang lain gagal,” ujarnya menambahkan.

Untuk melihat bagaimana sperma berperilaku di striktur Abbaspourrad dan yang lainnya membangun perangkat “mikrofluida” kecil yang meniru bintik-bintik ketat, yang harus dilalui sperma. Perangkat itu memiliki tiga kompartemen kecil berbentuk mata, masing-masing dipisahkan oleh titik jepit.

Para ilmuwan mengatur alat itu sehingga sperma yang disuntikkan ke dalamnya harus berenang ke hulu melawan cairan yang bergerak untuk mencapai struktur. Dalam jurnal Science Advances mereka menggambarkan bagaimana beberapa sperma yang berenang cukup cepat untuk bisa melewati titik darurat.

Tetapi, sebagian besar terperangkap dalam arus yang datang. Video sperma menunjukkan mereka berenang hingga ke striktur, didorong ke belakang, dan kemudian berusaha lagi.

Baik sperma pria maupun sapi jantan berperilaku sama ketika terjebak di pintu masuk striktur. Mereka bergerak dalam pola angka delapan, atau berbentuk kupu-kupu, menyamping ke arah pembukaan di salah satu dinding kompartemen, sebelum disapu mundur ke dinding yang berlawanan, kemudian berenang kembali ke arah pembukaan hanya untuk disapu ke belakang lagi.

“Sperma yang akhirnya berhasil melewati lagi (adalah) perenang yang lebih baik,” ujar Abbaspourrad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement