Jumat 15 Feb 2019 11:39 WIB

Database Pelacakan Muslim Uighur Cina Bocor di Internet

Data tersebut memperlihatkan 6,7 juta koordinat GPS di Xinjiang Cina

Rep: Santi Sopia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Para peserta didik kamp pendidikan vokasi etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Cina, antre makan siang di kantin saat jam istirahat, Jumat (3/1/2019).
Foto: Antara/M Irfan Ilmie
Para peserta didik kamp pendidikan vokasi etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Cina, antre makan siang di kantin saat jam istirahat, Jumat (3/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah database yang digunakan untuk melacak populasi Muslim Uighur di Xinjiang telah bocor di internet. Database itu diduga miliki salah satu perusahaan di Cina yang menjadi alat pemerintah Cina bernama SenseNets.

Basis data itu diketahui mengandalkan pengenalan wajah. Dilansir ZDNet, seorang peneliti keamanan Belanda, Victor Gevers mengatakan bahwa basis data itu, menurut situs webnya menyediakan analisis kerumunan berbasis video dan teknologi pengenalan wajah. Gevers menemukan database MongoDB SenseNets di internet tanpa otentikasi.

Baca Juga

Database berisi informasi tentang 2.565.724 pengguna, bersama dengan koordinat GPS masing-masing. Data itu meliputi  informasi sangat rinci dan sensitif yang biasanya akan ditemukan seseorang pada kartu identitas, seperti nama, nomor kartu ID, tanggal penerbitan kartu ID, tanggal kedaluwarsa kartu ID, jenis kelamin, kebangsaan, alamat rumah, tanggal lahir, foto, dan pekerjaan.

Ada juga daftar koordinat GPS setiap pemilik ID, sehingga lokasi di mana orang itu menjadi terlihat. Basis data juga berisi daftar "pelacak" dan koordinat GPS terkait. Berdasarkan situs web perusahaan, lokasi seseorang dianalisis dari hasil tangkapan kamera publik dan video yang telah terekam.

Beberapa nama deskriptif yang terkait dengan "pelacak" berisi istilah-istilah seperti "masjid," "hotel," "kantor polisi," "kafe internet," "restoran," dan tempat-tempat lainnya. Semua koordinatt terletak di provinsi Xinjiang China, tempat bagi populasi minoritas Muslim Uighur China.

Ada banyak laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh otoritas Cina di Xinjiang, seperti memaksa populasi Muslim Uighur untuk menginstal spyware di ponsel mereka, atau memaksa beberapa Muslim Uighur ke kamp-kamp "pendidikan ulang" yang digambarkan sebagai kamp kerja paksa.

Basis data yang ditemukan Gevers bukan hanya beberapa server mati dengan data lama. Peneliti mengatakan bahwa selama 24 jam terakhir, ada hampir 6,7 juta koordinat GPS yang dicatat, dan berarti basis data itu secara aktif melacak umat Islam Uighur ketika mereka bergerak. 

Sampai artikel ini diturunkan, belum ada komentar dari pihak SenseNets. Dugaan sementara, SenseNets adalah pihak ketiga yang membantu pemerintah umtuk melacak minoritas Muslim di sana.

Karena jika bukan alat pemerintah, sulit untuk menjelaskan bagaimana SenseNets memiliki akses informasi kartu ID dan rekaman kamera dari kantor polisi serta gedung pemerintah lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement