REPUBLIKA.CO.ID, HAWTHORNE -- Pengusaha Elon Musk menjamin suatu saat ekspedisi ke Planet Mars bisa diikuti siapa saja dengan harga terjangkau. Musk berusaha mewujudkan hal itu melalui berbagai inovasi di perusahaan transportasi luar angkasa swasta SpaceX yang dia dirikan.
SpaceX yang berkantor pusat di Hawthorne, Kalifornia, Amerika Serikat, sedang membuat pesawat luar angkasa yang memungkinkan untuk rencana tersebut. Sesuai ekspektasi Musk, kendaraan antarplanet itu tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang sangat kaya.
Dia yakin, suatu hari nanti harga tiket sekali jalan ke Mars akan dibanderol kurang dari 500 ribu dolar AS (sekitar Rp 7,1 miliar) dan mungkin kurang dari 100 ribu dolar AS (sekitar Rp 1,42 miliar). Tiket pulang ke bumi disebutnya gratis untuk penumpang pesawat.
"Angka itu cukup rendah sehingga masyarakat awam di negara maju dapat menjual rumah mereka di bumi dan pindah ke Mars jika mereka mau," tulis sang miliarder di media sosial Twitter, Ahad (10/2) petang.
Pesawat antariksa yang disiapkan untuk rencana itu bernama Super Heavy. Dengan kapasitas 100 penumpang, Super Heavy akan diluncurkan ke orbit bumi. Lantas, pesawat membuat jalannya sendiri ke Mars, bulan, dan tujuan akhir mana pun di tata surya.
Musk mengatakan pesawat andalan SpaceX itu dirancang untuk mampu pergi ke banyak tempat di luar angkasa. Setelah tiba di destinasi, Super Heavy akan kembali ke Bumi, melakukan pendaratan vertikal, dan bisa kembali terbang dengan frekuensi cukup sering.
Semula, SpaceX merilis kendaraan peluncuran dan sistem pesawat ruang angkasa bernama Big Falcon Rocket (BFR) pada September 2017. November 2018, pesawat disempurnakan dan mendapat penamaan baru. Tahap pertama diberi nama Super Heavy dan tahap kedua diberi nama Starship.
Penggunaan kembali Starship dan Super Heavy dengan cepat dan berulang dalam transportasi antariksa kelak menjadi kunci penerbangan luar angkasa yang terjangkau. Memang terdengar ambisius, namun Musk mengaku sangat yakin dengan visinya.
"Kedengarannya memang tidak masuk akal, tapi saya pikir ada jalan untuk membangun Starship/Super Heavy dengan biaya kurang dari Falcon 9," ujar Musk merujuk pada sistem peluncuran bertenaga roket luar angakasa lainnya yang diproduksi SpaceX.
Pria 47 tahun itu mengatakan, pemilihan bahan pembuat pesawat menjadi salah satu faktor penting dalam penurunan harga. Bocoran desain Starship baru-baru ini menunjukkan bahan pembangun utamanya adalah baja, bukan karbon komposit yang lebih mahal.
SpaceX menargetkan peluncuran misi pertama ke Planet Mars dengan Starship dan Super Heavy pada pertengahan 2020. Tahun ini, purwarupa Starship berskala kecil direncanakan meluncur untuk melakukan uji penerbangan perdananya.
Jadwal peluncuran akan berlangsung dalam beberapa pekan atau beberapa bulan mendatang. Peluncur itu tidak melesat sampai Mars, melainkan hanya terbang di sekitar atmosfer Bumi, dikutip dari laman NBC News, Kamis (14/2).