REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak disangka, salah satu batuan yang dibawa pulang ke bumi oleh Astronot Apollo 14 dalam misinya adalah penemuan berharga. Salah satu batuan itu ternyata peninggalan kuno berupa batuan berasal dari bumi yang diprediksi berusia 4,1 miliar tahun dan digambarkan sebagai “batuan tertua” di Bumi.
Temuan tentang batuan bumi di bulan telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah Earth and Planetary Science Letters. Para peneliti menganalisa, batuan itu sebagai dampak dari sebuah peristiwa tabrakan 4 miliar tahun lalu di Bumi.
Itu terjadi selama masa Hadeon Eon, masa ketika Bumi baru lahir dan terus dilanda tabrakan asteroid. Big Bertha dikumpulkan oleh astronot NASA Alan Shepard dan Edgar Mitchell pada 1971 selama misi Apollo 12.
"Ini adalah penemuan luar biasa yang membantu melukiskan gambaran yang lebih baik tentang Bumi purba dan pemboman yang mengubah planet kita selama awal kehidupan,” kata ilmuwan dari Universitas Space Research Association (USRA) di Lunar dan Institut Planet di Houston, David Kring, seperti dilansir Fox News, Ahad (27/1).
David yang termasuk peneliti dari jurnal ilmiah Earth and Planetary Science Letters menjelaskan, dari kajian para ilmuwan batuan itu terdiri dari 0,08 ons kuarsa, feldspar, zirkon dan mineral yang cukup umum di Bumi tetapi sangat tidak biasa di Bulan. “Ada kemungkinan sampel dikristalisasi di Bulan, tetapi masih perlu didalami secara luar biasa, di mana komposisi berbeda harus diantisipasi,” ungkap David.
Batuan itu mengkristal sekitar 12 mil atau 20 kilometer di bawah permukaan bumi, antara 4,1 miliar dan 4 miliar tahun lalu. David menambahkan, ada kemungkinan batu itu tercampur lagi setelah mencapai permukaan bulan.