Kamis 24 Jan 2019 16:44 WIB

Strategi KPM Surabaya Membumikan Suprarasional dan MNR

Dengan cara berpikir suprarasional diharapkan lahir generasi unggul berakhlak mulia.

Pelatihan bagi para guru, mahasiswa, dan masyarakat umum, bertempat di Aula SD Laboratorium Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Ahad(20/1) lalu.
Foto: kpm
Pelatihan bagi para guru, mahasiswa, dan masyarakat umum, bertempat di Aula SD Laboratorium Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Ahad(20/1) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Cabang 1 Surabaya kian gencar melakukan sosialisasi guna menyebarluaskan Matematika Nalaria Realistik (MNR) dan cara berpikir suprarasional. Salah satunya dengan menggelar pelatihan bagi para guru, mahasiswa, dan masyarakat umum, bertempat di Aula SD Laboratorium Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Ahad(20/1) lalu.

Acara yang diikuti 73 orang peserta bertujuan agar kemanfaatan Matematika Nalaria Realistik (MNR) dan suprarasional semakin meluas. “Pada prosesnya, diharapkan insan pendidik dan masyarakat dapat menularkan kembali  ilmu tersebut kepada siswa maupun generasi muda. Sehingga dikemudian hari akan muncul generasi-generasi unggul yang memiliki akhlak mulia dan ilmu pengetahuan yang baik,” ucap Kepala Kantor KPM Cabang 1 Surabaya, Saidi Amin.

Pada kesempatan tersebut juga Saidi menjelaskan ihwal profil singkat dan visi-misi KPM. Dia mengatakan setiap kegiatan yang digagas oleh KPM selalu didasari dengan semangat berbagi. Harapannya agar ilmu yang disebarluaskan memiliki dampak positif bagi masyarakat.

Pada pelatihan tersebut, peserta tampak selalu tergugah dan bersemangat. Setiap sesi pelatihan selalu dibarengi dengan ice breaking yang mengundang canda dan tawa peserta.

Sementara itu, Sang Trainer, Ryky Tunggal Saputra Aji berharap cara berpikir suprarasional dan MNR semakin memperkuat masing-masing individu seorang guru. Apalagi seorang pendidik merupakan garda terdepan dalam memperbaiki kualitas generasi muda.

“Langkah biasa saja tak cukup untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya seorang guru harus memiliki tabungan jiwa yang besar. Karena tabungan jiwa merupakan pintu masuk berbagai ilmu pengetahuan. Sehingga ilmu kita akan semakin meningkat dan bermanfaat untuk orang lain,” ucap dia.

Ryky juga menambahkan, dalam era pembelajaran masa kini yang menuntut kemampuan HOTS (Higher Order Thinking Skill), para siswa perlu dibekali nalar yang baik khususnya dalam mata pelajaran Matematika.

“Hal ini dapat diraih melalui pembelajaran metode MNR dimana siswa diasah kemampuan nalarnya dalam memahami mata pelajaran Matematika. Setelah nalarnya terasah, siswa akan mampu memecahkan persoalan atau masalah yang dihadapi,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement