Senin 21 Jan 2019 12:49 WIB

Pelatihan MNR Kenalkan Esensi Belajar Matematika

Belajar matematika tak sekadar untuk menguasai pengetahuan matematika.

Klinik Pendidikan MIPA (KPM) kembali menggelar pelatihan yang memadukan Matematika Nalaria Realistik (MNR) dan Cara Berpikir Suprarasional, pada  15-18 Januari.
Foto: kpm
Klinik Pendidikan MIPA (KPM) kembali menggelar pelatihan yang memadukan Matematika Nalaria Realistik (MNR) dan Cara Berpikir Suprarasional, pada 15-18 Januari.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR --  Pepatah bijak menyatakan, pengetahuan itu penting. Tetapi karakter jauh lebih penting. Sejatinya, belajar matematika tak sekadar untuk menguasai pengetahuan matematika. Namun membentuk karakter anak.

Untuk menyelaraskan kebutuhan penguasaan matematika dan pembentukan karakter anak, Klinik Pendidikan MIPA (KPM) kembali menggelar pelatihan yang memadukan Matematika Nalaria Realistik (MNR) dan Cara Berpikir Suprarasional, pada  15-18 Januari bertempat di Padepokan Amir Syahrudin, Klinik Pendidikan MIPA.

Kepala Divisi Pelatihan, Ryky TSA mengungkapkan pelatihan tersebut bertujuan memberi pembekalan kepada para guru daerah tentang metode pembelajaran MNR. Selain itu juga untuk menanamkan pemahaman suprarasional dalam kehidupan sehari-hari.

photo
Klinik Pendidikan MIPA (KPM) kembali menggelar pelatihan yang memadukan Matematika Nalaria Realistik (MNR) dan Cara Berpikir Suprarasional, pada 15-18 Januari.

“Dalam proses belajar, tak hanya olah pikir (akal) yang didayagunakan, KPM juga mendorong agar pendidikan di Indonesia kembali mengembangkan olah hati (adab dan akhlak). Ketiga komponen tersebut hendaknya dapat dilakukan secara utuh-menyeluruh dan terintegrasi dalam proses pembelajaran di sekolah,” ujar dia.

Selama 4 hari 3 malam, sebanyak 26 peserta dibekali dengan berbagai materi yang menggugah hati dan pikiran. Di antaranya Metode MNR (Masalah Nyata hingga Eksplorasi Matematika), Manajemen Kelas, dan Motivasi Guru Suprarasional.

Dalam pelatihan ini para peserta yang datang dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Riau dan Balikpapan begitu antusias mengikuti pelatihan. Pada sesi diskusi, peserta juga memberikan respon yang baik. Banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta yang berkaitan dengan konsep pembelajaran matematika metode MNR.

“Pelatihan ini menjadi pengalaman pertama yang sangat mengesankan. Saya bersyukur dan merasa excited banget karena selama pelatihan saya mendapatkan bekal yang luar biasa. Bukan hanya mengedepankan akal saja, namun bagaimana juga mengoptimalkan hati dalam mendidik,” ujar Cucu Ayana, guru asal SDIT Insan Sejahtera ini.

Hal senada juga diungkapkan M. Fathan, peserta asal SIT Integral Hidayatullah Balikpapan ini mengaku perpaduan suprarasional dan MNR sangat cocok jika diterapkan di era milenial saat ini. “Karena mengoptimalkan antena hati (adab dan akhlak) sangat penting untuk memperkuat dulu fondasi dan ruh utama pendidikan sebelum mengkaji ilmu pengetahuan,” ujar alumnus Universitas Negeri Makassar ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement