Ahad 13 Jan 2019 22:08 WIB

SpaceX Kurangi 10 Persen Pekerjanya

SpaceX menilai menjadi perusahaan yang ramping sangat penting.

Elon Musk.
Foto: EPA
Elon Musk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SpaceX mengumumkan akan mengurangi tenaga kerjanya sekitar 10 persen. Pengumuman keluar hanya beberapa hari setelah Elon Musk mengunggah foto pertama roket Starship yang siap diluncurkan.

Untuk melayani pelanggan dan mengembangkan pesawat antarplanet dan internet berbasis ruang global, SpaceX harus menjadi perusahaan yang ramping, kata perusahaan dirgantara milik Elon Musk dalam pernyataannya kepada media teknologi Gizmondo, dikutip Ahad (13/1). "Ini berarti kami harus berpisah dengan beberapa anggota tim kami yang berbakat dan pekerja keras. Kami berterima kasih atas segala yang telah mereka capai dan komitmen mereka terhadap misi SpaceX. Tindakan ini diambil hanya karena tantangan luar biasa sulit di depan dan tidak akan jika tidak diperlukan," katanya.

Los Angeles Time pada Jumat (11/1) melaporkan bahwa Musk telah memecat setidaknya tujuh orang. Semuanya staf manajemen senior. Mereka dipecat pada musim panas lalu karena ketidaksepakatan tentang percepatan kinerja program satelit Starlink.

SpaceX juga pada 2014 memberhentikan sejumlah besar pekerja, dengan dua mantan teknisi struktural kemudian menuntut perusahaan atas klaim bahwa SpaceX melanggar undang-undang ketenagakerjaan dengan tidak memberi tahu mereka sebelumnya. Surat elektronik internal yang diperoleh Times dari Presiden dan Chief Operating Officer SpaceX Gwynne Shotwell tentang putaran PHK terbaru yang menyebut langkah itu "keputusan yang sangat sulit tetapi perlu".

PHK datang pada waktu yang sangat penting bagi perusahaan, yang sedang mempersiapkan beberapa tonggak penting di tahun mendatang. Selain penyebaran beberapa satelit Starlink pertama setelah peluncuran demo tahun lalu, perusahaan ini juga siap untuk uji-penerbangan Starship-nya.

Dalam sebuah tweet minggu lalu, Musk mengatakan uji terbang prototipe untuk pesawat ruang angkasa Mars akan diselenggarakan terjadi dalam empat hingga delapan minggu ke depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement