REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar platform media sosial dapat menonaktifkan suatu akun profil atas permintaan anggota keluarga terdekat. Berhati-hatilah dengan apa yang dibagikan di media sosial karena akan ada rekam digital bahkan ketika Anda sudah meninggal.
Di era media sosial, kehidupan digital setiap orang akan tetap ada setelah kematian. Namun, apa yang dilakukan masing-masing platform media sosial bervariasi dengan akun pengguna yang telah meninggal, tergantung pada keinginan keluarga terdekat.
Bagi sebagian orang, mengunjungi akun media sosial orang yang meninggal dapat memberikan kenyamanan, seperti yang dikutip di laman Independent. Sedangkan yang lain lebih suka akun media sosial tersebut dihapus untuk kebaikan ketika orang yang dicintai meninggal dunia. Akhirnya beberapa platform media sosial menawarkan kedua opsi.
Di Facebook, di mana jutaan pengguna telah meninggal, akun orang yang meninggal tersebut dapat diubah menjadi akun memorial atau ditutup selamanya. Facebook mendata ada 8.000 anggota meninggal dalam sehari. Menurut ABC, pertama kali memperkenalkan akun memorial, siapa pun dapat melaporkan akun pengguna yang sudah meninggal.
Facebook akan mengunci akun secara permanen dan mencegahnya mengirim pembaruan atau muncul dalam pemberitahuan ulang tahun. Namun, pada 2015, Facebook mengumumkan kebijakan yang akan menerapkan "Kontak Legacy". Legacy Contact memungkinkan pengguna menambahkan nama seorang pewaris yang memiliki profil Facebook. Orang ini diberi hak sepenuhnya untuk mengakses akun tanpa kehadiran pemilik akun.
Ketika meninggal dunia, pewaris ini dapat secepatnya memberitahu tentang kematian dan bisa terus mengelola akun untuk selamanya. Orang ini juga berhak meminta Facebook untuk menghapus semua konten di akun yang bersangkutan.
Legacy Contact yang dipilih dari teman-teman Facebook seseorang, tidak dapat membaca pesan orang yang sudah meninggal tetapi dapat mengubah foto profil mereka dan mengarsipkan kiriman dan foto. Pengguna juga dapat memilih menghapus profil mereka secara permanen ketika mereka meninggal dengan memilih opsi di bawah pengaturan keamanan. Setelah kematian orang yang dicintai, anggota keluarga juga dapat meminta agar Facebook menghapus profil dengan mengirimkan sertifikat kematian.
Instagram juga memiliki kebijakan serupa untuk menangani pengguna yang meninggal, seperti yang ditunjukkan oleh The Sun. Menurut kebijakan Instagram, akun orang yang meninggal dapat dilaporkan dan kemudian diabadikan.
Anggota keluarga terdekat dapat meminta agar akun tersebut dihapus. Untuk memorialise akun, Instagram memerlukan bukti kematian, seperti tautan ke artikel kematian atau berita.
Di Twitter, satu-satunya opsi ketika seseorang meninggal adalah menonaktifkan akun. Untuk menonaktifkan akun Twitter setelah kematian orang yang dicintai, Twitter mengharuskan anggota keluarga terdekat memberikan salinan kartu identitas mereka dan sertifikat kematian orang yang meninggal.
Untuk pengguna Pinterest yang telah meninggal dunia, platform akan menonaktifkan profil jika diminta oleh anggota keluarga. Namun, situs tersebut tidak akan memberikan informasi pribadi atau login apa pun setelah kematian pengguna.
Adapun akun email, Gmail juga akan menutup akun orang yang sudah meninggal atas permintaan anggota keluarga dekat. Platform email juga dapat menyediakan konten dari akun pengguna yang sudah meninggal dalam keadaan tertentu. Atau pengguna dapat memilih untuk mengaktifkan opsi Manajer Akun Tidak Aktif yang akan membagikan atau menghapus akun setelah periode tidak aktif.