Rabu 02 Jan 2019 12:38 WIB

Sains Buktikan Orang yang Banyak Memberi Lebih Bahagia

Kebahagiaan mereka yang lebih sering memberi bahkan semakin bertambah.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ani Nursalikah
Bahagia
Foto: independent.co.uk
Bahagia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegembiraan yang diperoleh seseorang saat memberi kepda orang lain ternyata lebih banyak dibanding orang yang hanya menerima. Sains membuktikan hal tersebut melalui studi yang dilakukan peneliti University of Chicago School of Business, Ed O'Brien.

Eksperimen menunjukkan kebahagiaan mereka yang lebih sering memberi tak berkurang, bahkan semakin bertambah ketika mereka bisa memberikan sejumlah kecil bantuan, misalnya uang kepada orang lain. Si pemberi bahkan mengulangi lagi memberi lebih banyak pada orang lain yang membutuhkan.

Baca Juga

Dalam sebuah percobaan, O'Brien dan rekan-rekan penelitinya melibatkan 96 mahasiswa. Masing-masing menerima lima dolar AS per hari selama lima hari. Mereka diminta menghabiskan uang dengan cara yang persis sama setiap hari, boleh untuk diri sendiri atau untuk orang lain, misalnya memberi tip di kafe atau bersedekah ke badan amal.

Seluruh peserta diminta melaporkan tingkat kebahagiaan mereka setiap hari dan dibuatkan polanya. Pada awal penelitian, seluruh peserta diasumsikan memiliki tingkat kebahagiaan yang sama.

"Mereka yang menghabiskan uang untuk diri sendiri mengalami penurunan kebahagiaan konsisten setiap hari. Hal berbeda terjadi pada mereka yang memberikan uang tersebut untuk membantu orang lain," kata O'Brien, dilansir di Health Day, Rabu (2/1).

Dalam percobaan lain, lebih dari 500 peserta memankan 10 putaran permainan puzzle kata secara online. Mereka yang menang mendapatkan lima sen per putaran. Uangnya boleh disimpan atau didonasikan untuk amal.

Kebahagiaan mereka yang menyumbangkan hasil kemenangan untuk beramal terus bertambah, berbeda dengan kebahagiaan mereka yang menghabiskan hasil kemenangan untuk diri sendiri. Mereka yang menang untuk beramal bahkan lebih sering mengulang kemenangan. Temuan ini kemudian dipublikasikan di Jurnal Psychological Science.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement