Ahad 30 Dec 2018 05:23 WIB

Ilmuwan Berhasil Pastikan Jenis Kelamin Ayam Sejak Telur

Lewat penemuan ini, mereka berupaya mengurangi pembunuhan terhadap anak ayam jantan.

Rep: Sri Handayani/ Red: Israr Itah
Anak ayam (ilustrasi).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Anak ayam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya di dunia, ilmuwan di Jerman menemukan cara mengetahui jenis kelamin ayam sejak masih berupa telur. Lewat penemuan ini, mereka berupaya mengurangi pembunuhan terhadap anak ayam jantan yang selama ini terjadi.

Selama ini, manusia lebih banyak memanfaatkan daging ayam betina dan telurnya. Anak ayam jantan lebih banyak dibiarkan mati kelaparan karena dianggap kurang bernilai investasi. 

Seperti ditulis laman daring Business Insider, para ilmuwan di Jerman telah menemukan cara untuk menentukan jenis kelamin ayam saat masih berbentuk embrio. Hal ini dipercaya akan meminimalisasi terbunuhnya anak ayam jantan yang selama ini dinilai kurang berharga. 

Anak ayam jantan tumbuh lebih lambat dibandingkan anak ayam betina. Akibatnya, peternak harus memberi mereka makan lebih lama hingga menghasilkan daging. Ayam jantan juga tidak menghasilkan telur. 

Karena alasan tersebut, sekitar 4-6 miliar anak ayam jantan terbunuh setiap tahun di seluruh dunia. The Guardian melaporkan, anak-anak ayam jantan mati lemas atau dimasukkan hidup-hidup ke mesin penggiling berkecepatan tinggi. Mereka dihancurkan sebagai makanan reptil. 

Para ilmuwan Jerman pun mematenkan proses baru yang diberi nama seleggt. Teknologi ini diyakini dapat digunakan untuk mengetahui jenis kelamin anak ayam hanya sembilan hari sejak terjadi pembuahan. Proses ini juga memastikan bahwa hanya telur betina yang menetas setelah 21 hari inkubasi. Sehingga, yang dijual ke pasar adalah telur yang akan menghasilkan anak ayam jantan.

"Jika Anda dapat menentukan jenis kelamin telur yang menetas, Anda dapat sepenuhnya melepaskan ayam jantan hidup," kata Direktur Pelaksana Seleggt, Ludger Breloh kepada The Guardian.

Breloh mengatakan, metode baru ini mengacu pada penemuan yang dibuat oleh Almuth Einspanier, seorang profesor di Universitas Leipzig. Einspanier menciptakan penanda kimia yang dapat mendeteksi hormon yang hanya berlimpah di telur ayam betina. 

Penanda kimia itu berubah warna ketika dicampur dengan cairan dari telur ayam sembilan hari setelah pembuahan. Telur ayam betina akan menghasilkan warga putih, sementara telur ayam jantan menghasilkan tanda biru. 

Menurut The Guardian, Breloh bekerja dengan perusahaan teknologi Belanda HatchTech untuk membuat proses Einspanier sesuai untuk tempat penetasan dan dapat digunakan secara teratur. Hasil akhirnya menggunakan sinar laser untuk membakar lubang kecil di kulit telur, setelah itu tekanan udara digunakan untuk mengekstrak setetes cairan.

Proses ini, yang memungkinkan tempat penetasan untuk mengumpulkan cairan tanpa menyentuh telur, hanya membutuhkan satu detik per telur. Telur pertama Seleggt, yang diberi label respeggt, meluncur ke toko bahan makanan di Berlin pada November.

"Hari ini, ayam betina bertelur di peternakan di Jerman yang telah dikembangbiakkan tanpa membunuh anak ayam jantan," kata Breloh kepada The Guardian.

Grup Rewe bermaksud untuk mulai menjual telur-telur ini di seluruh Jerman pada 2019. Seleggt berencana melengkapi tempat penetasan independen dengan teknologi baru pada tahun berikutnya. 

Toko kelontong akan diminta untuk membayar beberapa sen lebih malah per kotak telur dengan imbalan izin untuk menjual produk respeggt.

Terobosan Jerman bukan satu-satunya upaya yang sedang berlangsung untuk mengakhiri pemusnahan anak ayam jantan, meskipun tampaknya menjadi teknologi pertama yang layak secara komersial. Sejumlah perusahaan sebelumnya mengatakan mereka mendekati teknologi presentasi yang dapat menentukan jenis kelamin anak ayam sebelum menetas.

United Egg Producers, misalnya, mengumumkan pada Juni 2016 bahwa mereka akan mengakhiri pemusnahan anak ayam jantan pada 2020. Egg Farmers of Ontario mengatakan pada 2016 bahwa mereka telah mematenkan proses untuk memilah telur berdasarkan jenis kelamin mereka.

Namun, meskipun ada minat yang tumbuh untuk mengakhiri pembunuhan anak ayam jantan, hanya Seleggt yang berhasil mengkomersialkan teknologinya pada Desember.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement