REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengembangkan pesawat perintis N219 Amfibi. Pesawat perintis ini dapat menghubungkan antarpulau atau wilayah di Indonesia yang dipisahkan oleh perairan untuk memperkuat konektivitas Nusantara.
"Pesawat N219 Amfibi bagi kami dan PT dirgantara Indonesia diperlukan sebagai lanjutan kebangkitan kedua penerbangan Indonesia setelah N250," kata Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lapan Gunawan Setyo Prabowo dalam Sosialisasi Hasil Feasibility Study Pengembangan N219 Amfibi di Kantor Pusat Teknologi Penerbangan Lapan di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/12).
Pengembangan N219 Amfibi adalah untuk mengatasi sejumlah isu yang termasuk peningkatan kapasitas dan regenerasi sumber daya manusia, peningkatan penggunaan komponen lokal, mendukung konektivitas nasional, serta sinergi untuk membentuk ekosistem.
"Program penelitian diarahkan bagaiman kita membentuk sinergi dan ekositem," ujarnya.
Pesawat N219 Amfibi merupakan varian dari pesawat N129 yang mendarat di daratan. Pesawat amfibi ini dapat mendarat di daratan dan perairan sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah terutama daerah-daerah terpencil untuk memudahlan mobilitas orang dan barang. Untuk pengembangan N219 Amfibi, Lapan bekerja sama dengan berbagai institusi seperti PT Dirgantara Indonesia dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
"Jadi ada N219 yang bermain di wilayah terpencil di daratan dan ada N219 Amfibi yang akan bermain point ke point di daerah pesisir dan pantai," ujarnya.
Dengan pesawat N219 Amfibi yang bisa mendarat di daratan dan lautan dan pesawat N219, maka dia berharap konektivitas di tengah masyarakat akan semakin lengkap karena Indonesia terdiri dari lautan yang berisikan pulau-pulau sehingga pesawat amfibi sangat penting untuk menjangkau daerah-daerah bahkan yang terpencil sekalipun yang terpisahkan perairan.
Project Manager Pesawat N219 Amfibi Budi Sampurno mengatakan pesawat N219 Amfibi akan menggunakan pesawat N219 sebagai pesawat "basic" yang kemudian dimodifikasi dan dikembangkan dengan memakai 'float' agar bisa mendarat di permukaan air sehingga menjadi pesawat amfibi.
Dia menuturkan pesawat N219 dapat mengangkut 19 penumpang. Sementara, pesawat N219 Amfibi direncanakan dapat mengangkut 19 penumpang jika menggunakan "float" yang berbahan material komposit, dan dapat mengangkut 17 penumpang jika memakao "float" yang terbuat dari bahan metal.