REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari belanja online Nasional (Harbolnas) diikuti oleh lebih dari 300 pelaku perdagangan elektronik (ecommerce). Co-Founder dan President Bukalapak, Fajrin Rasyid mengatakan target Bukalapak pada Harbolnas 2018 ini adalah Rp 1,6 triliun.
"Tahun lalu mencapai Rp 400 miliar dan tahun ini targetnya empat kali lipat atau Rp 1,6 triliun," kata Fajrin kepada Republika, Rabu (12/12).
Hanya saja berapa capaian sementara Bukalapak pada Harbolnas 1212 ini, Fajrin mengaku belum bisa memaparkan. Yang pasti katanya, ajang Harbolnas dari tahun ke tahun Bukalapak selalu mengalami kenaikan.
"Mohon maaf kita belum bisa tarik data karena baru berjalan, namun dari tahun ke tahun transaksi harbolnas terus mengalami peningkatan," jelasnya.
Ia juga memaparkan, dalam pasaran Bukalapak konsumen yang paling banyak melakukan transaksi jual beli adalah Pulau Jawa dan Sumatera. Meskipun Bukalapak sendiri tidak pernah melakukan pembatasan dan semua daerah di Indonesia menjadi target pasar.
"Semua daerah di Indonesia menjadi bidikan Bukalapak karena Momentum Harbolnas merupakan momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat dan khususnya para pengguna Bukalapak di seluruh Indonesia AFTER .11 ," jelas dia.
Para penggunanya pun bukan lagi masyarakat kota, namun juga seluruh lapisan masyarakat. "Untuk tren berbelanja online ini sudah merata hingga daerah di seluruh Indonesia," kata Fajrin.
Harbolnas terang Fajrin, merupakan salah satu upaya Bukalapak dalam mendorong para pelaku UKM untuk naik kelas. Serta juga untuk mengajak dan mengedukasi masyarakat mengenai kemudahan berbelanja online secara menyenangkan, aman dan terpercaya.